Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal rupiah telah berada di wilayah penguatan Rp16.350-Rp16.310/US$ yang makin mendekati MA-50 dan MA-100.

Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp16.280/US$ yang menjadi level paling optimis, juga Rp16.250/US$ sebagai resistance psikologis.

Risiko resesi

Perekonomian Amerika terlihat semakin melambat dan berpotensi mengalami resesi pada semester II-2024 nanti. 

Sinyal resesi itu terlihat dari penurunan lagi PMI nonmanufaktur ISM ke zona kontraksi pada Juni di angka 48,80. Kontraksi PMI nonmanufaktur terjadi di hampir semua kategori di mana jumlah permintaan baru ada di 47,30, lalu rekrutmen pekerja di 46,10, begitu juga aktivitas bisnis ada di 46,10 pada Juni lalu.

Aktivitas ekonomi AS yang kian lemah itu menjadi kabar baik di telinga para pelaku pasar karena dinilai akan menjaga laju inflasi bulanan AS tetap rendah sehingga membuka peluang penurunan bunga The Fed lebih lebar tahun ini.

Pada saat yang sama, data baru tadi malam tentang pengajuan tunjangan pengangguran di Amerika juga meningkat selama sembilan minggu berturut-turut dalam rentang terpanjang sejak 2018.

Hal itu mengindikasikan semakin banyak orang di Amerika yang kesulitan mencari pekerjaan baru.

Klaim pengangguran berkelanjutan, indikator yang memperlihatkan jumlah penganggur yang masih belum mendapatkan pekerjaan lagi, meningkat menjadi 1,86 juta pada pekan yang berakhir 22 Juni, tertinggi sejak November 2021, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Rabu. Klaim pertama kali naik 4.000 menjadi 238.000 minggu lalu.

Tingkat klaim pengangguran yang terus meningkat menunjukkan permintaan tenaga kerja yang lebih terbatas karena ekonomi melambat di bawah beban biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Pada saat yang sama, dalam risalah rapat FOMC The Fed yang juga dilansir dini hari tadi, menyebut The Fed menunggu bukti lanjutan bahwa inflasi telah berjalan ke target sementara akan berapa lama bunga tinggi dipertahankan, para pejabat di bank sentral terbelah.

Ada beberapa pejabat yang menilai perlu lebih sabar sebelum memangkas bunga. Sedang beberapa lagi yang lain lebih spesifik menilai pelemahan lebih tajam pada permintaan bisa memicu lebih banyak lagi kenaikan angka pengangguran.

(rui)

No more pages