Logo Bloomberg Technoz

Beberapa valuta Asia pada awal perdagangan pagi ini juga dibuka menguat. Won Korea naik 0,18%, baht Thailand 0,13%, begitu juga yuan China yang naik tipis 0,01%.

Secara teknikal rupiah berpotensi menuju Rp16.350-Rp16.310/US$ yang makin mendekati MA-50 dan MA-100.

Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp16.280/US$ yang menjadi level paling optimis, juga Rp16.250/US$ sebagai resistance psikologis.

Melihat tren jangka menengah, rupiah memiliki support pada level Rp16.390/US$ dan Rp16.410/US$ serta Rp16.450/US$ sebagai support terkuat, tercermin dari trendline indicator channel pada time frame daily, menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 4 Juli 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Klaim pengangguran meningkat

Pengajuan tunjangan pengangguran di Amerika meningkat selama sembilan minggu berturut-turut dalam rentang terpanjang sejak 2018. Hal ini mengindikasikan semakin banyak orang yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan baru.

Klaim berkelanjutan, indikator yang memperlihatkan jumlah penganggur yang masih belum mendapatkan pekerjaan lagi, meningkat menjadi 1,86 juta pada pekan yang berakhir 22 Juni, tertinggi sejak November 2021, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Rabu. Klaim pertama kali naik 4.000 menjadi 238.000 minggu lalu.

Tingkat klaim pengangguran yang terus meningkat menunjukkan permintaan tenaga kerja yang lebih terbatas karena ekonomi melambat di bawah beban biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Sementara jumlah pengajuan awal mengindikasikan peningkatan bertahap dalam pemutusan hubungan kerja.

Laporan ketenagakerjaan bulanan pada Jumat diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan 190.000 pada gaji di Juni. Angka ini mewakili penurunan moderat dalam perekrutan setelah kenaikan 272.000 pada bulan sebelumnya.

Ada beberapa tanda bahwa perusahaan-perusahaan memangkas jumlah karyawan karena pemangkasan biaya dan kondisi ekonomi yang lebih lemah.

Perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS mengumumkan 48.786 pemutusan hubungan kerja (PHK) di Juni, menurut Challenger, Gray & Christmas Inc. Tidak termasuk tahun 2020, puncak pandemi, itu adalah jumlah pengumuman PHK tertinggi untuk Juni sejak 2009.

Risalah rapat The Fed yang juga dirilis tadi malam menunjukkan para pejabat tidak memperkirakan penurunan biaya pinjaman "sampai informasi tambahan muncul untuk memberi mereka keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi" berada di jalur menuju target sebesar 2%.

"Para peserta mencatat ketidakpastian terkait dengan prospek ekonomi dan berapa lama waktu yang tepat untuk mempertahankan sikap kebijakan yang ketat," menurut risalah yang dirilis Rabu (03/07/2024) di Washington.

Meskipun "beberapa" pejabat menggarisbawahi perlunya kesabaran, "beberapa" peserta secara khusus menekankan bahwa pelemahan permintaan lebih lanjut dapat menyebabkan peningkatan pengangguran yang lebih besar. Beberapa pembuat kebijakan tetap bersedia untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.

Pada 4 Juli ini, pasar Amerika libur karena peringatan Independence Day. Pada Jumat esok, ada data penting yang sangat ditunggu oleh pasar yaitu data tingkat pengangguran dan nonfarm payroll atau penggajian yang memperlihatkan perkembangan rekrutmen tenaga kerja di negeri itu.

(rui)

No more pages