"Kami sekarang lebih condong jadi perusahaan esports daripada perusahaan game," kata Brian Ward, Chief Executive Officer Savvy Games Group kepada Bloomberg News dalam sebuah wawancara di Game Developers Conference. "Apa yang kami lakukan tahun ini lebih berfokus pada penerbitan dan pengembangan game."
Rencana Savvy Games Group sangat ambisius pada bisnis ini dengan memanfaatkan investasi yang telah dilakukan induknya. Public Investment Fund telah berinvestasi bernilai miliaran dolar di perusahaan-perusahaan game seperti Nintendo Co, Tencent Holdings Ltd. dan Activision Blizzard Inc. Bahkan pada Februari lalu Public Investment Fund telah meningkatkan kepemilikan di Nintendo menjadi 8,3% dan menjadi pemegang saham terbesar kedua.
"Kami ingin menggunakan investasi tersebut untuk mulai bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut dan menanyakan bagaimana kami dapat bekerja sama dalam penerbitan game di [Timur Tengah dan Afrika Utara], menjalankan bisnis eSports mereka, atau mengembangkan IP baru bersama-sama," kata Brian Ward.
Sejatinya, Arab Saudi hampir tidak memiliki jejak dalam pengembangan game global. Populasi gamer yang meningkat pesat di negara itulah yang mendorong Brian Ward, mantan eksekutif di Electronic Arts, Activision, dan Microsoft Corp, untuk pindah ke Riyadh dan memimpin Savvy Games.
"Bagian dari mandat kami adalah membantu mitra dan perusahaan lain untuk datang ke Arab Saudi dan memilih Riyadh daripada tempat lain untuk membangun bisnis penerbitan [publishing] atau bisnis distribusi [game] untuk melayani wilayah tersebut," katanya.
Ada sekitar 21 juta pemain game di negara ini, menurut analis di Niko Partners. Jumlah tersebut sekitar 58% dari populasi, dibandingkan dengan 66% di Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2026, pasar game di Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakan akan tumbuh sebesar 56% menjadi US$ 2,79 miliar.
"Sangat masuk akal bagi pemerintah yang berpikiran maju untuk memfokuskan setidaknya sebagian investasi mereka di sektor ini," kata Serkan Toto, CEO grup konsultan Kantan Games Inc.
"Arab Saudi bertindak karena melihat adanya urgensi di sini dan ingin terlibat dalam sebanyak mungkin kesepakatan yang besar - mendahului negara-negara lain yang mungkin akan mengikuti jejak mereka."
Cara Cari Cuan dari Game dan eSports
Pada tahun 2022, Savvy Games membuat gebrakan di dunia game kompetitif setelah mengakuisisi ESL, sebuah perusahaan turnamen eSports, dan menggabungkannya dengan platform game Faceit, sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 1,5 miliar.
Pada bulan Maret, ESL Faceit Group mengakuisisi perusahaan teknologi esports Vindex dengan nilai yang tidak disebutkan.
Meski industri eSports belum menghasilkan keuntungan, bagi Brain Ward, menggabungkan pemain-pemain kecil akan menjadi jalan monetisasi dari bisnis ini. “Ini sangat fantastis. Hanya saja monetisasi tidak sesuai dengan keterlibatan [penontonnya],” terangnya.
Setelah sempat booming pada tahun 2018, ketika eSports menerima rekor investasi sebesar US$4,5 miliar, industri ini menghadapi tantangan di 2022 karena dana investor dan sponsor mengering.
Banyak perusahaan eSports mengurangi karyawan (PHK) atau tutup. Mereka gagal menghasilkan keuntungan dari puluhan juta penggemar yang mungkin menonton secara online, tetapi hanya mengeluarkan sedikit uang untuk industri ini, menurut periset pasar Newzoo.
Brain Ward mengatakan kemungkinan besar Savvy Games tidak akan lakukan akuisisi eSports besar di masa depan. Ia berharap para penerbit, publisher game, akan beralih ke Savvy Games untuk menjalankan operasi eSports mereka di Timur Tengah.
Saat ini Savvy Games berfokus untuk membangun sumber daya dan pengaruh dalam pengembangan dan penerbitan game. Salah satu dari lima perusahaan yang beroperasi adalah sebuah studio yang mempekerjakan sekitar 45 orang. Dimulai sekitar setahun yang lalu, Savvy Games Studios berencana untuk mengembangkan game mobile terlebih dahulu, lalu game konsol.
Brian Ward berharap studio game itu akan tumbuh menjadi studio papan atas, meski membangun dari nol merupakan pekerjaan yang sulit.
"Masih ada kesenjangan keterampilan untuk talenta dalam negeri di Arab Saudi. Menutup kesenjangan tersebut akan membutuhkan waktu karena negara ini perlu memperkenalkan kebijakan baru untuk mendukung pendidikan dan pelatihan,” kata Daniel Ahmad, direktur riset Niko Partners.
Kontroversi Arab Saudi
Jalan yang lebih cepat menuju "tujuan utama" Savvy Games untuk membantu negara ini menjadi pusat hiburan global pada tahun 2030 adalah dengan mengakuisisi studio atau penerbit, termasuk internasional, kata Brian Ward. Saat ini Savvy Games memiliki dana US$ 13 miliar untuk diinvestasikan dalam mengakuisisi penerbit game.
Melalui Nine66, yang disebut Brain Ward sebagai "pembangun ekosistem" perusahaan, Savvy Games telah mendaftar untuk melokalkan dan mempublikasikan sekitar delapan game. Separuhnya telah dirilis.
Brian Ward mengatakan bahwa ia telah mengadakan pertemuan dengan hampir semua penerbit game besar selama setahun terakhir, termasuk di GDC di San Francisco.
Arab Saudi masih menjadi kontroversi di kalangan profesional eSports dan gamer karena hubungan pemerintah dengan pelanggaran hak asasi manusia. Pada tahun 2020, Riot Games mengakhiri kemitraan dengan Neom, sebuah kota yang sedang dibangun di sana, setelah mendapat reaksi keras dari karyawan, kontraktor, dan penggemar.
"Kami bergerak terlalu cepat untuk mengukuhkan kemitraan ini dan menyebabkan perpecahan dalam komunitas yang ingin kami kembangkan," kata direktur esports Riot Games untuk wilayah tersebut pada saat itu.
Savvy mengambil 8% saham di perusahaan induk video game Embracer Group AB pada tahun 2022, yang juga menimbulkan protes. CEO Lars Wingefors mengatakan bahwa hanya ada segelintir pemain di dunia yang dapat menyediakan modal yang cukup untuk jangka panjang.
Para kritikus telah menggambarkan inisiatif esports Savvy Game sebagai “sport washing”. Tujuannya memperlihatkan aktivitas yang menyimpan niat tertentu di balik tujuan olahraga.
Brian Ward mengatakan tuduhan tersebut agak membingungkan karena menyiratkan bahwa pihaknya memiliki agenda mendasar yang berbeda dari membangun perusahaan game dan esports.
“Savvy akan "benar-benar" mempekerjakan seorang LGBTQ atau Yahudi untuk memimpin studio game di Arab Saudi,” kata Brian Ward. “Kami memiliki anggota tim eksekutif yang berasal dari komunitas LGBTQ dan perempuan."
Toto dari Kantan Games menunjukkan bahwa pemerintah China yang kontroversial tidak mengganggu strategi ekspansi internasional raksasa game Tencent. Saudi Fund telah berinvestasi di perusahaan-perusahaan game favorit seperti Nintendo, katanya. "Akankah orang benar-benar membeli lebih sedikit game Switch?"
(bbn)