Selain itu ia juga mengatakan saat penerimaan negara turun dan keperluan belanja pemerintah meningkat maka akan memperbesar defisit anggaran. Sehingga, pemerintah perlu memilih program apa yang ingin dibiayai.
Anis menegaskan, selama pemerintah belum dapat menciptakan sumber pendapatan baru maka kedua program tersebut tidak dapat dijalankan secara bersamaaan.
“Jadi memang harus dipilih, mana yang harus dibiayai. Harus bijak, mana yang harus ditunda, mana yang mau dibiayai dulu. kecuali pendapatannya banyak, gak usah milih,” ujar Anis.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Soedradjad Djiwandono menilai dirinya lebih memilih program Makan Bergizi Gratis dibandingkan pembangunan IKN.
Soedradjad menjelaskan program makan bergizi gratis didasari atas kejelasan perencanaan dan penerima dari program itu. Ia menyebut, tim ekonomi pemenangan Prabowo juga telah memperhitungkan secara rinci pembiayaan dari program tersebut.
“Saya sebagai seorang ekonom ya gak bisa bohong dalam soal ini saya mengatakan ya saya memilih makan siang bergizi, karena saya tahu itu akan bisa dilaksanakan segera bahkan kita sudah memperhitungkan secara rinci biayanya siapa yang akan menerima,” ujar Soedradjad dalam Mid Year Banking and Economic Outlook Infobank di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Terkait IKN, lanjut Soedradjad, pembiayaan dan perencanaan pembangunan Ibu Kota baru tersebut masih belum diketahui secara persis rinciannya. Bahkan, ia mengatakan saat ini saja masih belum terdapat akses untuk air bersih di IKN.
“Pembiayaannya jelas luar biasa besarnya, itu sebagai ekonom ya yang saya perhatikan itu,” lanjutnya.
(azr/ain)