1. Serial LOL telah lebih dahulu sukses di berbagai negara.
Format unik LOL: Last One Laughing menjadikannya acara yang paling banyak ditonton sepanjang masa di Prime Video di Italia, Prancis, dan Jerman.
Kesuksesan tersebut berlanjut dengan hadirnya berbagai versi lokal yang sukses di Meksiko, Australia, India, Spanyol, Kanada,
Belanda, Kolombia, Argentina, Brazil, dan Swedia. Produser eksekutif dan showrunner Indra Yudhistira pun menjelaskan konsep yang dapat dinantikan untuk versi Indonesianya.
“LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah dapat dipastikan menjadi suatu suguhan serial komedi yang berbeda dari yang pernah ada. Dengan menghadirkan 10 komedian ternama tanpa saling mengetahui identitas mereka masing-masing sebelumnya. Didukung dengan skala produksi yang besar, selama 6 jam penuh dengan 32 kamera tersembunyi, mereka harus meramu strategi untuk membuat satu sama lain tertawa hingga pada akhirnya harus ada satu pemenang saja yang berhasil menahan tawa,”kata Indra melalui press rilis.
2. Sebuah Pertarungan Komedi dan Ketahanan Diri
Sutradara Alcy Desrandy berbagi tantangan terbesarnya ketika menggarap acara komedi ini.
“Acara ini bukan hanya menghadirkan 10 komedian, tetapi juga perpaduan luar biasa dari berbagai genre dan generasi. Dari maestro stand-up seperti Cak Lontong hingga komedian muda enerjik seperti Indra Jegel, semua genre komedi terwakili di sini. Perpaduan komedian ini menjanjikan ledakan tawa yang tak terduga. Bayangkan interaksi antara legenda komedi dengan para pendatang baru yang penuh ide segar. Perbedaan gaya dan pengalaman mereka
benar-benar di luar dugaan serta menjadi tantangan yang tak terlupakan bagi saya selama
mengerjakan ini,” ungkapnya.
3. Penuh Strategi
Berada di satu ruangan dengan para komedian lain tentunya dapat memicu banyakan ledakan komedi yang justru akan menjadi tantangan terberat karena tidak ada satu pun yang boleh tertawa.
Para pemain mengaku memiliki strategi tersendiri agar bisa menahan tawa. Denny Cagur mengungkapkan.
“Tantangannya adalah kita disuruh melawak di depan pelawak.
Bayangin kita melawak di depan orang-orang yang sudah biasa mendengarkan lawakan. Saya salut banget dengan tim produksi yang bisa menjaga 10 peserta ini tidak saling tahu. Sampai
akhirnya kita di satu waktu, semua kumpul 6 jam, saling bercanda, saling menyerang, sampai akhirnya tersisa satu,"katanya.
Denny melanjutkan, “Semuanya usil, semuanya jahil dengan semua
properti yang ada, tiba-tiba ada yang datang pakai kuping babi, ada yang pakai baju senam, itu sih tantangannya,” tutup Denny.
4. Pandji Pragiwaksono bergabung dalam deretan host LOL yang bertabur bintang
Memiliki berbagai versi lokal, acara LOL: Last One Laughing menggandeng banyak selebriti ternama sebagai pemandu acaranya, termasuk Jay Baruchel (Kanada), Rebel Wilson (Australia),
Graham Norton (Irlandia), dan Trevor Noah (Afrika Selatan). Dalam versi Indonesianya, Pandji Pragiwaksono terpilih menjadi sang pemandu acara yang akan berperan sebagai sang Commander.
“Sebagai pemandu acara, saya memiliki kesempatan istimewa untuk menyaksikan langsung aksi para komedian di layar. Dengan 32 kamera yang terpasang, saya dapat melihat setiap detail, mulai dari gelagat mereka yang ingin tertawa, improvisasi cerdas, hingga aksi usil mereka yang menggelitik. Terus terang, saya tidak bisa berhenti tertawa selama memandu acara ini! Saya bahkan tidak bisa membayangkan jika saya berada di posisi mereka, karena saya adalah orang yang mudah tertawa. Dari kacamata seorang Commander yang seharusnya memimpin," kata Panji.
(dec/spt)