Logo Bloomberg Technoz

“Pada perdagangan ETF Bitcoin Spot pekan lalu, terjadi Outflow sebesar US$174,5 juta pada 24 Juli,” mengutip riset yang diterbitkan, Rabu (3/7/2024).

Namun demikian, dalam empat hari perdagangan berikutnya, dari 25 - 28 Juni, terjadi inflow sebesar US$137,2 juta. Selain itu, meningkatnya ketidakstabilan di pasar tradisional telah menarik masuknya pemain baru yang signifikan ke dalam ekosistem Bitcoin, sehingga memperkuat kepercayaan investor

Pasar Aset Kripto juga sedang antisipasi dimulainya perdagangan produk Exchange-Traded Fund (ETF) Ethereum Spot di Amerika Serikat (AS), yang ditunda imbas mengalami kendala.

Sejatinya, perdagangan yang dinanti-nanti tersebut diprediksi bakal dimulai pada tanggal 4 Juli. Informasi terbaru menunjukkan, peluncuran ini mungkin akan tertunda hingga pekan kedua bulan Juli, yaitu setelah tanggal 8 Juli.

Berbagai sentimen tersebut menyeret Bitcoin ke zona tekanan jual yang amat signifikan hingga menyebabkan kejatuhan 18% dari harga tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$73,750.

Demikian pula dengan Ethereum ETH yang mengalami kejatuhan harga 16% point-to-point dari harga US$4.000. Dalam 24 jam perdagangan ini ETH juga drop 2,54% ke harga US$3.344,98. Membuatnya melemah 1,55% dalam sepekan.

Mengutip data CoinMarketcap, sejumlah aset kripto lainnya juga masih tertekan. Adapun kejatuhan terdalam terjadi pada BNB Koin dengan melemah 2,08% dalam 24 jam, dan masih ambles 2,24% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$565,71.

Avalanche AVAX ada di posisi selanjutnya pada deretan aset kripto yang terjatuh harganya, adapun depresiasinya mencapai 1,67%, dan secara sepekan masih mampu menguat 6% pada harga US$27,65.

Menyusul Dogecoin DOGE milik Elon Musk dengan terjungkal 1,06% dalam 24 jam, dan sudah ambles 3,44% dalam sepekan perdagangan di harga US$0,1215.

Saat tulisan ini dibuat, Bitcoin tengah parkir pada level US$60.735 (Rp995 juta) dengan melaju di zona merah dalam 24 jam. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga terperosok ke kisaran US$1,19 triliun.

Secara teknikal, Panji menganalisis, Bitcoin kembali melemah hingga di bawah US$63.000 setelah mengalami penolakan di MA-20, dan pada Rabu diperdagangkan juga di bawah US$62.080.

Saat ini, Bitcoin berpotensi melemah menuju support US$60.000. Indikator Stochastic menunjukkan penurunan di area centreline, sementara Histogram MACD ‘masih’ mengindikasikan momentum bullish.

Panji melanjutkan dalam riset terpisah, “Bitcoin support di US$60.000, dan resistance di US$64.000.”

Sentimen Aset Kripto Pekan ini

Manajer Investasi VanEck sangat yakin bahwa situasi peraturan untuk aset kripto di AS pasti akan membaik setelah disetujuinya ETF Bitcoin dan Ethereum dalam 6 bulan belakangan, sehingga mereka telah mengajukan dana yang diperdagangkan di Bursa (ETF) Solana pada 27 Juni lalu.

“Perdagangan ETF Ethereum Spot yang akan datang di Amerika Serikat diperkirakan akan memicu gelombang sentimen bullish. Dengan miliaran dolar yang siap memasuki ekosistem Ethereum dalam beberapa bulan mendatang,” tambah Panji.

Inflasi AS (Dok: Bloomberg)

Sementara dari sisi makro ekonomi, diikuti dengan rilis risalah pertemuan The Fed bulan Juni kemarin, Rabu (3/7/2024) mendatang. Hal ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana para petinggi bank sentral memandang inflasi, suku bunga, dan perekonomian.

Selain itu, data pengangguran tenaga kerja AS akan dirilis pada Jumat, dan berbagai laporan data ekonomi lain terbaru juga akan diawasi secara ketat oleh The Fed untuk mengukur kesehatan perekonomian secara keseluruhan.

Para pengambil kebijakan Bank Sentral sebelumnya mengatakan bahwa dengan membaiknya inflasi, penting untuk terus memperhatikan lapangan kerja.

“Peningkatan pengangguran yang tidak terduga dapat mendorong The Fed untuk bergerak lebih agresif dalam menurunkan suku bunga, yang pertama diperkirakan akan dilakukan pada September,” pungkas Panji.

(fad/wep)

No more pages