Logo Bloomberg Technoz

Isu Bea Masuk Tekstil Cs hingga 200%: RI Mesti Siap Dibalas China

Pramesti Regita Cindy
03 July 2024 13:40

Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Asad Zaidi
Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Asad Zaidi

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia mesti mewaspadai risiko retaliasi dari negara mitra dagang besar seperti China, jika hendak mengeksekusi rencana penerapan tarif dalam bentuk trade remedies dengan besaran tinggi terhadap sejumlah komoditas impor, termasuk tekstil dan produk tekstil (TPT).

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin meminta pemerintah untuk lebih cermat dalam menetapkan bea masuk produk impor yang direncanakan mencapai 200%, terlebih terhadap beberapa komoditas seperti produk kecantikan, alas kaki, keramik, hingga pertekstilan.

Esther menekankan pentingnya membedakan antara impor bahan baku dengan produk akhir/barang jadi dalam penerapan tarif bea tersebut.

"Kalau bahan baku yang dikenain [bea masuk] itu, pasti industri kita yang menggunakan bahan baku impor akan menjerit. Sementara itu, kalau produk final [barang jadi] yang dikenain tarif 200% ya itu lebih baik," jelas Esther saat dihubungi Rabu (3/7/2024).  

Ilustrasi peti kemas (kontainer) di Pelabuhan. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Kelihaian Negosiasi