Investasi tersebut berupa pertambangan senilai US$850 juta, pengolahan/pemurnian senilai US$4 miliar, prekursor/katoda senilai US$1,8 miliar, dan sel baterai US$3,2 miliar.
Sementara, realisasi investasi ekosistem baterai dan EV mencapai US$4,46 miliar atau Rp71,36 triliun, yakni investasi pabrik sel baterai 30 GWH dengan total investasi US$3,2 miliar, investasi battery pack Hyundai Energy Indonesia dengan nilai investasi US$42,12 juta, dan pabrik EV Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan nilai investasi US$1,22 miliar.
“Kami juga menyampaikan bahwa ini ada dua konsep [pengembangan EV] yang kami lakukan, di antaranya satu konsepnya dari hilir ke hulu, yaitu dari LG, dari Korea. Satunya lagi adalah dari hulu ke hilir, yaitu CATL, dan sekarang juga sudah bangun,” ujar Bahlil.
(dov/wdh)