Logo Bloomberg Technoz

"Tidak seperti sebagian negara peers yang mengalami kenaikan PMI manufaktur, di Indonesia turun cukup dalam. Perlu adanya penyesuaian kebijakan untuk mendongkrak kembali optimisme dari pelaku Industri," tuturnya.

Febri menekankan diperlukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan antara lain mengembalikan pengaturan impor ke Permendag No. 36/2023, serta pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) dan bea masuk antidumping (BMAD) untuk sejumlah komoditas.

Tidak hanya itu, dia melihat kondisi darurat yang dialami industri manufaktur juga terlihat dari fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan penurunan permintaan pasar global dan membanjirnya produk impor.

Untuk itu, penting untuk menerapkan peraturan terkait untuk mencegah produk impor membanjiri pasar dan memukul mundur produk-produknya di dalam negeri.

Sebagai catatan,  S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di level 50,7 pada Juni 2024, atau turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 52,1. 

Negara-negara manufaktur global seperti China, India, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam justru mengalami kenaikan atau ekspansi manufaktur. Di wilayah Asean, PMI manufaktur Thailand naik dari 50,3 pada Mei 2024 menjadi 51,7 di bulan Juni 2024, sedangkan Vietnam naik dari 50,3 pada Mei 2024 menjadi 54,7 di bulan Juni 2024.

Economics Director S&P Global Market Intelligence Trevor Balchin menyampaikan, PMI masih bertahan di atas tren rata-rata jangka panjang, namun perkiraan Indeks Output Masa Depan tidak bergerak dari posisi pada Mei dan merupakan bagian dari yang terendah dalam rekor. 

Hal ini menggambarkan kekurangan perekrutan pada bulan Juni, dan penurunan pertama pada penumpukan pekerjaan dalam tujuh bulan. Arah pergerakan menunjukkan penurunan drastis pada permintaan baru di awal semester kedua pada tahun ini, yang merupakan kontraksi kedua sejak pertengahan 2021.

"Peringatan dini dari ekonom S&P ini harus kita antisipasi agar Indonesia tidak lagi kehilangan momentum peningkatan pertumbuhan sektor manufaktur sebagaimana negara industri dunia lainnya," tegas Febri.

(prc/wdh)

No more pages