"Kami sangat optimis dengan potensi kendaraan listrik hybrid plug-in BYD dan peluang ekspansi luar negeri, terutama mengingat transisi EV global yang melambat," kata Bing Yuan, manajer fund di Edmond de Rothschild Asset Management di Paris. "BYD mungkin dapat memperluas keunggulan pangsa pasarnya dan mencapai pertumbuhan yang lebih cepat untuk PHEV dibandingkan dengan EV murni, sekaligus juga merebut lebih banyak pangsa dari kendaraan bermesin pembakaran internal tradisional."
Penjualan Tertinggi
BYD menjual hampir 1 juta mobil listrik penuh dan hybrid pada kuartal kedua, sebuah rekor berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Pada bulan Juni saja, penjualan hybrid plug-in melonjak 58% dari tahun sebelumnya menjadi lebih dari 195.000, melampaui penjualan mobil listrik yang menggunakan baterai.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini telah mengembangkan platform hybrid plug-in, yang dikenal sebagai DM-i, selama sekitar 20 tahun. Teknologi generasi keempat yang diperkenalkan pada tahun 2021 membantunya menjadi merek mobil terlaris di China tahun lalu.
"Penjualan hybrid plug-in tumbuh lebih cepat daripada EV yang hanya menggunakan baterai karena peluncuran yang lebih agresif dan lebih sedikit gangguan tarif," tulis Joanna Chen, analis di Bloomberg Intelligence di Hong Kong, dalam catatan penelitian 1 Juli. Itu juga membantu mengurangi tekanan margin dari persaingan harga yang ketat, katanya.
Kedua model BYD yang menampilkan teknologi terbaru, Seal 06 DM-i dan Qin L DM-i, memiliki harga awal 99.800 yuan, yang menunjukkan kemampuan BYD untuk menekan biaya. Kedua kendaraan tersebut telah menerima lebih dari 120.000 pesanan sejak diperkenalkan pada akhir Mei, menurut Citigroup Inc.
Potensi pertumbuhan BYD di luar negeri adalah poin penting lain yang meningkatkan kepercayaan investor. Produsen mobil ini telah meningkatkan upayanya untuk membuat terobosan di Eropa, termasuk melakukan dorongan pemasaran di Kejuaraan Sepak Bola Eropa saat ini, dan membuka showroom utama baru di Champs-Elysees di Paris bulan lalu.
Produsen mobil ini bertaruh bahwa ekspor dengan margin lebih tinggi akan membantu mengurangi dampak perang harga jangka panjang di China terhadap keuntungannya. BYD memiliki target penjualan 500.000 kendaraan di luar China tahun ini, dan dua kali lipat pada 2025.
Perusahaan ini relatif terisolasi dari kenaikan tarif awal Uni Eropa karena diberi tarif rata-rata yang lebih rendah oleh regulator UE bulan lalu. Prospek pertumbuhan ekspor untuk hybrid plug-in-nya tidak terpengaruh karena pungutan tambahan hanya dikenakan pada kendaraan listrik murni.
"Kami melihat BYD sebagai perusahaan yang berbeda dari rekan-rekannya di China dan memiliki posisi yang baik" berkat proposisi ekspornya yang kuat, kata Xin-Yao Ng, direktur investasi di abrdn Asia Ltd di Singapura. "Dengan dihapusnya beban Uni Eropa, semua perhatian akan tertuju pada persaingan di China dan dampaknya terhadap profitabilitas."
(bbn)