Logo Bloomberg Technoz

Tekanan Jual SBN akan Berlanjut karena BI Kerek Terus Bunga SRBI

Tim Riset Bloomberg Technoz
03 July 2024 09:00

Logo Bank Indonesia.
Logo Bank Indonesia.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar surat utang negara (SBN) terbebani oleh tekanan jual dipicu oleh sentimen pasar global ditambah dengan terus mendakinya bunga Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang membuat SBN menjadi kurang menarik.

Hasil lelang sukuk negara (SBSN) yang dilangsungkan kemarin juga memotret sentimen tersebut. Para investor terlihat menaikkan penawaran untuk seri SBSN tertentu dan pada saat yang sama enggan melirik seri sukuk negara yang lain. 

"Jadi, meski secara keseluruhan permintaan SBSN meningkat, akan tetapi terdapat pergeseran yang tidak merata. Menurut kami, pergeseran itu disebabkan oleh keputusan Bank Indonesia yang menaikkan tingkat diskonto [bunga] SRBI di mana untuk SRBI-12M sudah naik 19,23 bps menjadi 7,53% pada lelang Jumat pekan lalu, dibanding lelang sebelumnya pada 12 Juni yang baru di 7,33%," kata Fixed Income and Market Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dan Analyst Nanda Rahmawati dalam catatannya, pagi ini, Rabu (3/7/2024).

Permintaan yang masuk dalam lelang naik 10% mencapai Rp17,99 triliun. Namun, pemerintah akhirnya hanya menjual Rp7,18 triliun, di bawah target indikatif Rp11 triliun.

Lonjakan bunga diskonto SRBI yang dilakukan BI guna memoderasi tekanan pada rupiah, direspon oleh investor dengan meningkatkan penawaran pada seri SBSN tenor panjang yaitu PBS038. Dalam lelang kemarin, penawaran untuk seri itu naik 117,57% menjadi Rp5,32 triliun dan membuat penawaran untuk seri lainnya jadi lebih kecil.