Logo Bloomberg Technoz

Terkait hal itu, Hasan melihat fundamental GOTO saat ini jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. "Segmen e-commerce (Tokopedia) yang boros dan boncos sudah bisa ditransformasi menjadi penyumbang laba bersih. Dibayar dengan harga kehilangan pengendalian," ujar Hasan.

Dia menjelaskan segmen on demand service (ODS) GOTO menghadapi persaingan yang tidak setajam e-commerce, meskipun tidak didukung pendanaan sehebat kompetitornya Grab. “Tapi saya tidak melihat alasan GOTO tidak mampu bersaing dalam memperebutkan pasar di kandang sendiri. Indonesia - begitu luasnya - merupakan lahan paling menarik untuk bisnis ODS di ASEAN," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan penurunan harga saham GOTO semata faktor teknis. Hal ini disebabkan karena Alibaba (Taobao) telah menjual sebagian porsi nya lebih dari 16 miliar saham. GT Subco juga menjual hampir 100 juta saham. Sebagian founders, terutama yang berasal dari Tokopedia, telah pergi dan menjual pemilikannya.

"Cadangan ESOP yang ada dalam GPF masih sekitar 64 miliar saham dan terus mengguyur pasar dengan harga Rp2. Tanpa kehadiran pembeli besar, butuh waktu lama agar perimbangan permintaan dan penawaran kembali ke titik ekuilibrium," ujar Hasan.

Untuk itu Hasan menegaskan akan menabung saham GOTO 100 lot per minggu bila harganya masih berada di gocap atau lebih rendah. "Uji akurasi penerawangan hingga akhir 2024. Cuan? Urusan kesekian," ujarnya.

(ibn/dba)

No more pages