Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan dua pejabat itu memberi indikasi bank sentral paling berpengaruh tersebut menegaskan jalur disinflasi sudah kembali dan saat ini tengah menimbang titik tengah agar pengetatan moneter tidak sampai memicu resesi. Jadi, bisa disimpulkan nadanya cukup dovish.

Omongan pejabat The Fed itu keluar bersamaan dengan rilis data JOLTS Opening yang melonjak secara tak terduga dari level terendah tiga tahun pada April. Meski melonjak, pasar sepertinya tidak terlalu khawatir bila melihat perincian data.

Jumlah lowongan kerja pada Mei naik jadi 8,1 juta pada Mei, masih di atas rata-rata sebelum pandemi 7,1 juta. Namun, rincian laporan mencatat, lowongan pekerjaan di sektor swasta hanya naik 42.000 lowongan pada Mei, setelah turun 384.000 pada April dan 497.000 pada Maret.

Jumlah lowonga kerja Mei itu sudah turun sekitar sepertiga dari puncak 12,2 juta pada 2022 silam. Saat ini, di AS hanya ada 1,2 lowongan kerja untuk setiap pencari kerja, sama dengan masa prapandemi. Jumat pekan ini, optimisme itu akan mendapatkan penegasan lebih lanjut dari rilis data tingkat pengangguran dan data penggajian bulan Juni.

Hanya saja, pasar masih belum sepenuhnya tenang karena masih mencermati dinamika perpolitikan di AS. Peluang Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden AS yang dinilai makin besar pasca debat perdana calon presiden pada Jumat pekan lalu, membuat investor khawatir dampaknya pada kebijakan ekonomi ke depan.

Belum lagi perkembangan politik di Uni Eropa dengan Pemilu Prancis putaran kedua 7 Juli nanti, juga Pemilu di Inggris.

Aset-aset emerging market di seluruh dunia ditutup melemah karena kekhawatiran bahwa kebijakan Trump diprediksi akan cenderung pada pemangkasan pajak dan mengerek tarif yang bisa memicu lagi lonjakan inflasi dan memperpanjang periode higher for longer the Fed. Indeks MSCI Currency Index tadi malam ditutup melemah 0,25%. 

Lanskap itu memberikan rupiah ruang pergerakan terbatas. Di pasar offshore, rupiah forward masih bergerak melemah pagi ini setelah di penutupan pasar New York ditutup lemah di kisaran Rp16.388-Rp16.397/US$. Level itu tidak terlalu jauh dari posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.395/US$.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, sentimen bearish itu terlihat masih membebani. Mata uang Asia seperti won Korea bergerak melemah terbatas pagi ini ketika bursa sahamnya dibuka menguat mengekor Wall Street. Sementara yuan juga terpantau melemah tipis pagi ini.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit meski masih di kisaran sempit. Potensi penguatan terbatas rupiah hari ini terlihat menuju resistance terdekat pada level Rp16.380/US$.

Lalu ada resistance potensial selanjutnya di Rp16.350/US$ dan Rp16.310/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek, dengan time frame daily.

Rupiah memiliki level support psikologis pada Rp16.400/US$ dan Rp16.440/US$. Apabila level tersebut tertembu, itu mengkonfirmasi laju support selanjutan di Rp16.450/US$ dalam jangka menengah.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 3 Juli 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages