Logo Bloomberg Technoz

Eko Listiyorini dan Grace Sihombing - Bloomberg News

Bloomberg, Indonesia bersiap untuk mengenakan tarif dan menggunakan cara-cara lain untuk melindungi industri tekstilnya dari impor China. Ini merupakan langkah terbaru dari serangkaian negara yang menanggapi banjirnya barang-barang dari negara manufaktur terbesar di dunia tersebut.

Asosiasi-asosiasi tekstil lokal meminta pemerintah untuk turun tangan setelah impor melonjak dan merugikan bisnis mereka.

Budi Santoso, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, mengatakan bahwa komite pengamanan perdagangan sedang menyelidiki masalah ini dan setelah mereka melaporkannya, pemerintah akan memutuskan bagaimana menanggapinya.

Tidak jelas apakah pemerintah mempertimbangkan untuk mengenakan bea masuk atau tarif lainnya, tetapi Kamis lalu Kepala Kebijakan Fiskal di Kementerian Keuangan mengatakan, mereka berencana untuk mengembalikan bea masuk untuk beberapa produk kain yang telah berakhir pada November 2022.

Pada Jumat, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Indonesia dapat memberlakukan tarif impor hingga 200% untuk melindungi industri lokal dari barang-barang murah dari negara-negara, seperti China.

Ekspor China (Dok: Bloomberg)

Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini harus menyeimbangkan kebutuhan untuk menarik lebih banyak investasi asing dan perdagangan dari China dan negara-negara lain sambil memastikan bisnis lokal tetap kompetitif.

China adalah sumber impor terbesar dan pelanggan terbesar untuk ekspor Indonesia, dan peningkatan pungutan yang substansial dapat memicu reaksi dari Beijing dan merusak hubungan tersebut.

Awal tahun ini, pemerintah di Jakarta terpaksa membatalkan beberapa pembatasan impor yang telah menyebabkan kekurangan dan penumpukan impor di pelabuhan-pelabuhan.

Sekarang, protes dari ribuan pekerja tekstil mendorong pemerintah untuk memberlakukan pembatasan baru, setelah Indonesia mengimpor hampir 29.000 ton impor kain tenun yang terbuat dari benang filamen buatan tahun lalu. Barang-barang dari China menyumbang sebagian besar dari jumlah tersebut.

"Kami sebenarnya telah menyediakan banyak instrumen fiskal untuk melindungi industri tekstil, termasuk bea masuk dan bea masuk anti-dumping, yang biasanya terkait dengan perdagangan tidak adil yang merugikan industri dalam negeri," ujar Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Kementerian perlu berdiskusi dengan kementerian-kementerian lain mengenai bea masuk lainnya.

Indonesia telah mempertahankan surplus perdagangan secara keseluruhan selama empat tahun terakhir. Namun, surplus dengan RRT berubah menjadi defisit di Mei, didorong oleh impor mesin-mesin dan barang-barang plastik.

(bbn)

No more pages