Bloomberg Technoz, Jakarta - Dokter Spesialis Olahraga, dr Andhika Respati, SpKO menjelaskan pertolongan pertama ketika seseorang mengalami henti jantung usai berolahraga.
"CPR dan AED di tempat," kata dr Andhika kepada Bloomberg Technoz, Selasa (1/7).
CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) adalah upaya pertolongan media untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh seseorang dengan teknik.
Sedangkan AED (Automated external defibrillator) adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk menganalisis dan memberikan kejutan listrik secara otomatis kepada seseorang yang mengalami henti jantung. Alat ini dapat membantu mengembalikan irama hantung sesuai dengan kebutuhan.
Faktor seseorang mengalami henti jantung disebutkan karena genetik atau bawaan sejak lahir.
Berkaca pada kasus meninggalnya pebulu tangkis Zhang Zhi Jie asal China yang tiba-tiba roboh dan mengalami kejang.
Dokter Andhika berpendapat seharusnya atlet tersebut tak langsung dibawa buru-buru ke rumah sakit akan tetapi juga dilakukan tindakan CPR dan AED terlebih dahulu sebagai pertolongan pertamanya.
"Yang utama bukan buru-buru bawa kr RS. Non stop, terus-terusan bahkan sambil digotong ke RS, sampe terjadi hal ini: 1. Nadinya muncul/orangnya sadar, 2. Tenaga medis sudah terlalu lelah, 3. Sudah ketemu petugas yang lebih kompeten,"jelasnya.
Dengan menggunakan AED, dokter Andhika menyebut bahwa kemungkinan pasien yang mengalami henti jantung bisa 80% bisa tertolong.
"Kalau CPR doang ga ada AED jadi lebih kecil," katanya.
(dec/spt)