Logo Bloomberg Technoz

Bhima menggarisbawahi kekhawatiran oversupply baterai EV merupakan hal yang rasional. 

Hal tersebut tercermin melalui permintaan atau penetrasi EV yang tidak selalu berbanding lurus dengan insentif yang digelontorkan oleh beberapa negara seperti China dan AS imbas kondisi makroekonomi yang mengalami tekanan. 

Selain itu, pengembangan baterai EV berbasis nonnikel juga tengah dilakukan, seperti China yang mulai memproduksi baterai berbahan sodium-ion hingga lithium iron phosphate (LFP). 

Pengembangan baterai EV juga mulai menyasar ke arah daur ulang yang merupakan upaya pemanfaatan limbah dari baterai EV yang kembali diolah menjadi baterai EV. Sehingga harganya menjadi lebih terjangkau. 

Di lain sisi, Indonesia saat ini justru menggenjot smelter nikel. Dengan kondisi tersebut, Bhima menilai, Indonesia sebaiknya lebih meningkatkan standardisasi dari smelter eksisting saat ini. Selanjutnya, Indonesia juga bisa memulai pengembangan pabrik daur ulang dari baterai EV. 

“Sehingga bisa punya nilai tambah, lebih berkelanjutan secara lingkungan dan juga bisa mencegah terjadinya oversupply dan bisa mencegah excess dari penambangan nikel yang terlalu masif,” ujarnya. 

Secara positif, kata Bhima, Indonesia berpotensi untuk mengurangi impor baterai untuk EV dengan adanya pabrik sel baterai EV besutan PT HLI Green Power. 

Menurut Bhima, rantai penghiliran atau hilirisasi di Indonesia saat ini masih kosong atau berlubang di bagian tengah. Dengan demikian, pabrik sel baterai EV tersebut bakal melengkapi alur hilirisasi di Indonesia. 

Sekadar catatan, pabrik sel baterai untuk EV besutan PT HLI Green Power bakal segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo besok, Rabu (3/7/2024). 

Selain Jokowi, agenda peresmian tersebut rencananya bakal dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. 

Kementerian Investasi/BKPM mengatakan produksi massal sel baterai EV pertama di Indonesia akan dimulai PT HLI Green Power pada Juli 2024. 

“Produksi massal baterai EV pertama di Indonesia akan dimulai oleh PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat pada Juli 2024 dan akan diresmikan oleh Presiden Jokowi,” ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan dalam siaran pers, dikutip Selasa (2/7/2024).

(dov/wdh)

No more pages