Pabrik Baterai Hyundai Segera Beroperasi, Masih Banyak Catatannya
Dovana Hasiana
02 July 2024 15:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan bahan baku yang diolah di pabrik sel baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) besutan PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power –yang bakal diresmikan besok, Rabu (3/7/2024) – harus memiliki standardisasi lingkungan lebih ketat.
Menurut Bhima, bahan baku baterai seperti nikel harus berasal dari smelter berbasis high pressure acid leaching (HPAL) dengan standardisasi lingkungan yang lebih ketat dengan tidak menggunakan energi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara.
Adapun, upaya untuk menghasilkan nikel dan mengolah produk turunannya yang rendah karbon perlu dilakukan agar produk pemurnian Indonesia bisa masuk ke pasar Amerika Serikat dan Eropa, khususnya di tengah adanya kekhawatiran bahwa pasokan baterai EV bakal berlebih atau oversupply.
“Sehingga bisa relevan untuk masuk ke AS, ke Eropa yang memiliki standar lingkungan yang tinggi. Jadi itu salah satu cara agar tetap mendapatkan pasar yang relevan,” ujar Bhima kepada Bloomberg Technoz, Selasa (2/7/2024).
Sekadar catatan, pada akhir 2025, industri baterai global akan mampu memproduksi sel baterai lima kali lebih banyak dari yang dibutuhkan dunia pada tahun tersebut, demikian perkiraan BNEF dalam Electric Vehicle Outlook terbarunya.