Logo Bloomberg Technoz

Dengan meredanya faktor pendorong inflasi secara bulanan, lanjut Faisal, maka pemerintah juga perlu menjaga inflasi harga yang diatur pemerintah agar tidak menimbulkan sumber permasalahan baru saat pelemahan daya beli terjadi.

“Pelemahan permintaan ini jangan diperparah dengan kebijakan-kebijakan yang kontraproduktif terhadap upaya mendorong konsumsi atau daya beli, jadi kebijakan pemerintah kedepan jangan sampai menekan lagi daya beli masyarakat baik pendapatan dan biaya hidup,” tutup Faisal.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,08% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juni 2024. Di luar ekspektasi pasar, deflasi ini lebih tinggi dibanding Mei yang deflasi 0,03%, dan menjadi deflasi kedua tahun ini.

Secara tahunan, Indeks Harga Konsumen (IHK) umum turun menjadi 2,51% year-on-year (yoy) pada Juni 2024 dari 2,84% yoy pada Mei 2024. Inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) untuk semester pertama tahun 2024 tercatat 1,07%, lebih rendah dari inflasi ytd 1,37% yang tercatat pada semester pertama 2023.

Deflasi bulanan pada kelompok harga bergejolak cenderung tercatat deflasi 0,98% mom pada Juni 2024 dari deflasi 0,69% mom pada Mei 2024, didorong oleh deflasi pada sebagian besar komoditas makanan.

Secara tahunan, inflasi harga bergejolak melambat menjadi 5,96% yoy pada Juni 2024 dari 8,14% yoy pada Mei 2024.

Komponen inflasi harga diatur pemerintah meningkat setelah mengalami deflasi pada periode sebelumnya. Inflasi harga diatur pemerintah secara bulanan naik 0,12% mom pada Juni 2024, menyusul deflasi 0,13% mom pada Mei 2024.

Sementara inflasi inti, secara bulanan melambat menjadi 0,10% mom pada Juni 2024 dari 0,18% mom pada Mei 2024. Secara tahunan, inflasi inti menurun menjadi 1,90%yoy dari 1,93%yoy pada Mei 2024.

(azr/lav)

No more pages