Bitcoin, setelah kejatuhan beberapa bank di AS bulan lalu, mengalami reli yang membawanya naik dari sekitar US$ 20.000 menjadi US$ 28.000 dalam hitungan hari. Alasan lonjakannya adalah muncul kembali narasi lama dari para investor bahwa koin tersebut adalah lindung nilai terhadap inflasi dan dapat menjadi tempat berlindung yang aman di tengah gejolak di sektor perbankan tradisional.
Kenaikan itu membuat Bitcoin berada di posisi teratas di antara aset utama dalam hal kinerja di kuartal pertama.
Meski begitu, berhentinya reli Bitcoin bukanlah kejutan menurut Aya Kantorovich, mantan kepala investasi institusional di FalconX.
Ia mengatakan bahwa para pecinta Bitcoin mendorong kenaikan harga koin itu pada bulan lalu. Namun, hanya sedikit perubahan terjadi di dunia aset digital.
“Anda belum tentu melihat adanya pelaku baru,” kata Kantorovich.
Ia mengatakan Kekacauan di sektor keuangan tradisional memicu bullish di Bitcoin, tapi investor institusional cenderung mencari keamanan di tempat lain dalam instrumen seperti ETF atau reksa dana.
Sementara itu, pasar pun mengalihkan perhatian mereka ke token lain seperti Dogecoin, yang melonjak sebanyak 30% minggu ini setelah Twitter menampilkan meme anjing Shiba Inu khas koin itu di tombol beranda. Dogecoin berada di level lebih rendah untuk pertama kalinya minggu ini sekitar 10 sen.
Adapun NFT bertema Donald Trump mengalami peningkatan volume penjualan ketika mantan presiden AS itu didakwa pada hari Selasa.
Likuiditas pasar kripto dan volume perdagangan telah mengering karena investor cenderung menepi usai serentetan skandal dan ledakan tahun 2022, termasuk di FTX.
Chris Newhouse, seorang trader derivatif di perusahaan investasi crypto GSR, mengatakan pasar kripto biasanya didorong oleh narasi jangka pendek dan juga oleh para trader yang mengikuti tren yang berbeda.
Ada beberapa hasil data ekonomi utama yang dirilis dalam beberapa hari mendatang, dan banyak investor mungkin menunggu keluarnya data itu sebelum membuat perubahan posisi.
“Kripto sangat refleksif,” katanya. "Saya pikir masuk akal untuk menunggu dan melihat apa yang terjadi."
(bbn)