Logo Bloomberg Technoz

Rugi Terus

Hal ini dilakukan karena penambang harus merogoh kocek yang dalam bila mesin yang digunakan dalam aktivitas pertambangan berhenti beroperasi. “Kalau mesinnya berhenti, menghidupkan mesin itu investasinya besar. Jadi ya merugi terus.”

Dengan demikian, Ronald mendorong pemerintah untuk kembali membuka keran ekspor bijih bauksit, khususnya di tengah penguatan dolar yang bakal mengerek nilai ekspor Indonesia dan mendatangkan devisa negara. Apalagi, kata Ronald, cadangan bauksit di Indonesia mencapai 1,1 miliar ton.

Ronald menggarisbawahi bauksit belum tentu masih digunakan pada 10 tahun mendatang. “Buat apa ditumpuk? kalau kita lagi banyak, kita jual saja. Untuk apa banyak? Nanti mubazir.”

Menurutnya, terdapat perbedaan mendasar antara investasi pabrik pemurnian atau smelter bauksit dibandingkan dengan nikel, yakni jangka waktu dan modal, yang pada akhirnya menjadi kendala pengembangannya.

Jangka waktu dari smelter bauksit cukup lama dan membutuhkan biaya investasi yang besar, yakni mencapai US$1,2 miliar (atau Rp19,6 triliun dengan asumsi kurs saat ini) untuk 2 juta ton.

“Apalagi dolar menguat, belum mereka [investor] memutuskan sudah ada tantangan baru, makin besar biaya dan jangka waktu pengembalian,” ujarnya.

Apalagi, proses investasi mengalami perubahan sejak pandemi Covid-19 yang memengaruhi sektor keuangan di seluruh dunia. Hal tersebut menyebabkan investasi menjadi tidak semudah sebelum pandemi Covid-19.

(dov/wdh)

No more pages