Logo Bloomberg Technoz

Sinyal Pelemahan Rupiah Hari Ini Kembali Menyala, Ini Penyebabnya

Tim Riset Bloomberg Technoz
02 July 2024 07:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah spot pada perdagangan hari ini, Selasa (2/7/2024), kemungkinan akan menghadapi tekanan pelemahan terbatas seiring dengan sentimen pasar global yang cenderung negatif terbebani kekhawatiran perpolitikan Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar AS dini hari tadi ditutup menguat tipis hampir menjebol level 106, ketika imbal hasil Treasury, surat utang pemerintah AS, melesat di semua tenor di mana yield UST-2Y saat ini ada di 4,756% dan 10Y di 4,459%. 

Pergerakan rupiah offshore pun menyiratkan tekanan tersebut di mana dalam penutupan bursa New York, rupiah NDF ditutup melemah tipis di kisaran Rp16.366-Rp16.387/US$. Level penutupan tersebut lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot hari Senin di kisaran Rp16.321/US$.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, terpantau beberapa mata uang melemah di awal perdagangan. Won Korea bergerak urun 0,02%, baht tergerus 0,11% sedangkan dolar Hong Kong stabil. Yen Jepang semakin lemah ke kisaran 161,56 per dolar AS. Begitu juga yuan China yang masih tertekan menghadapi the greenback dolar AS.

Para pelaku pasar keuangan global terlihat waspada pada pekan ketika AS akan melaporkan data terbaru tingkat pengangguran dan rekrutmen tenaga kerja. Di sisi lain, dinamika perpolitikan AS mendorong para investor mulai mengantisipasi apabila Donald Trump kembali terpilih menjadi presiden AS.