Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Sebut Deflasi 2 Bulan Berturut Sinyal Ekonomi Lesu

Redaksi
02 July 2024 07:27

Pedagang melayani pembeli cabai di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli cabai di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai indeks harga konsumen (IHK) yang mencatatkan deflasi selama dua bulan berturut-turut, yakni Mei dan Juni 2024 ini menjadi sinyal kewaspadaan bagi perekonomian nasional.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,08% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juni 2024. Di luar ekspektasi pasar, deflasi ini lebih tinggi dibanding Mei yang deflasi 0,03%, dan menjadi deflasi kedua tahun ini.

Ekonom Teguh Dartanto mengatakan penurunan harga bisa dimaknai sebagai sinyal bahwa permintaan barang dan jasa di masyarakat merosot dan menjadi sinyal ekonomi yang lesu.

"Penurunan harga yang berlangsung dua bulan ini menjadi sinyal kewaspadaan bagi perekonomian. Penurunan harga bisa maknai sebagai sinyal bahwa permintaan barang dan Jasa dalam masyarakat menurun atau sinyal kelesuan ekonomi," papar Teguh kepada Bloomberg Technoz, Selasa (2/7/2024).

Pria yang menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) ini menyarankan pelaku ekonomi untuk mengamati data IHK pada Juli 2024, tepatnya ketika musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru yang bisa mendorong permintaan dalam perekonomian.