BPS memaparkan bahwa terdapat 2,07 juta orang atau 8,01% yang tergolong sebagai penduduk miskin di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Adapun, persentase penduduk miskin pada wilayah ini tercatat turun sebesar 0,57 poin persentase menjadi 12,72% dari yang bulan Maret 2023 sebesar 13,29%.
Selanjutnya, penduduk miskin pada Pulau Sulawesi tercatat sebanyak 1,96 juta orang atau 7,75% dari total penduduk miskin di Indonesia. Pada wilayah ini, persentase penduduk miskin turun 0,49 poin persentase menjadi 9,59% pada Maret 2024 dari bulan Maret 2023 sebesar 10,08%.
Pulau Maluku dan Papua tercatat sebanyak 1,51 juta orang tergolong sebagai penduduk miskin pada Maret 2024. Persentase penduduk miskin pada wilayah ini turun 0,29 poin persentase menjadi 19,39% dari yang bulan Maret 2023 sebesar 19,68%.
Terakhir, terdapat 940 ribu penduduk miskin di Pulau Kalimantan pada Maret 2024. Persentase penduduk miskin pada wilayah ini sebesar 5,44%, turun 0,23 poin persentase dari yang bulan Maret 2023 sebesar 5,67%.
“Penurunan tingkat kemiskinan terbesar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 0,57 persen poin dari 13,29% pada Maret 2023 menjadi 12,72% pada Maret 2024,” kata Imam.
Sebagai informasi, Imam mengumumkan jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret adalah 25,22 juta orang. Artinya, tingkat kemiskinan ada di 9,03%.
"Tingkat kemiskinan turun 0,33 poin persentase dibandingkan Maret 2023. Jumlah penduduk miskin turun 0,68 juta orang," kata Imam dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta.
Garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp 582.932/kapita/orang. Naik 5,9% dibandingkan Maret 2023.
Berdasarkan komponen, pengeluaran makanan masih mendominasi garis kemiskinan dengan porsi 74,44%. Sementara komoditas non-makanan adalah 25,56%.
"Setelah sempat meningkat pada masa pandemi, tingkat kemiskinan terus turun sejak Maret 2021. Adapun pada Maret 2024 sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi," lanjut Imam.
(wep)