Sumber-sumber diplomatik Turki mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut diizinkan melakukan pendaratan darurat untuk mengevakuasi seorang penumpang yang sakit.
"Bahan bakar seharusnya diberikan kepada pesawat tersebut karena pertimbangan kemanusiaan, namun karena prosedur yang relevan hampir selesai, kapten memutuskan untuk pergi atas kemauannya sendiri," kata sumber diplomatik Turki.
Surat kabar Israel, The Times of Israel, mengatakan bahwa pesawat tersebut berada di landasan pacu di Antalya selama beberapa jam sebelum lepas landas menuju Rhodes.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengkritik keras kampanye militer Israel di Gaza, dan sering menyatakan dukungannya kepada kelompok militan Palestina Hamas sebagai pembela tanah air mereka.
Hamas digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Perang Israel-Hamas pecah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka-angka resmi Israel.
Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 37.877 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
(red/ros)