Logo Bloomberg Technoz

Banyak QRIS Bodong, Ini Tips Dari BRI Untuk Cegah Penipuan


Pembeli melakukan pembayaran digital (QRIS) di Pasar Minggu, Kamis (11/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembeli melakukan pembayaran digital (QRIS) di Pasar Minggu, Kamis (11/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Jakarta - Era transaksi digital di Indonesia kini diwarnai modus penipuan baru yang meresahkan: QRIS palsu. Kode QR ini mengelabui pembeli untuk mentransfer dana ke rekening penipu, bukan ke toko yang dituju, merugikan jutaan rupiah bagi para pedagang dan konsumen.

Penipu membuat QRIS palsu yang menyerupai QRIS toko asli, kemudian menyebarkannya di berbagai platform online atau bahkan dicetak dan ditempel di tempat-tempat umum. Ketika pembeli tidak teliti dan memindai QRIS ini, mereka akan diarahkan untuk memasukkan nominal pembayaran. Dana mereka kemudian tertransfer ke rekening penipu, bukan ke toko yang dimaksud. Parahnya, pedagang tidak menerima pembayaran dan pembeli kehilangan uang mereka.

Penipuan QRIS palsu ini kian marak dan menjadikan pedagang sebagai sasaran empuk. Ketidaktahuan dan minimnya edukasi terkait modus penipuan ini membuat banyak pedagang terjebak. Kasus di Jawa Barat baru-baru ini menjadi contoh, di mana seorang pedagang bakso mengalami kerugian hingga Rp 10 juta akibat penipuan QRIS palsu.

Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto menjelaskan bahwa QRIS palsu yang beredar menyerang merchant-merchant QRIS statis, yang biasanya ditampilkan dalam sticker atau print-out, dan QR di-generate satu kali. 

QRIS palsu adalah kode QR bohong yang meniru identitas pedagang, jenis barang, dan jumlah transaksi sehingga penipu terkesan sudah melakukan pembayaran, tetapi kenyataannya nominal transaksi tidak diterima oleh penjual atau merchant.