Logo Bloomberg Technoz

Tembaga Rontok: Harga 2024 Diramal US$9.300 Usai Rekor Tertinggi

Dovana Hasiana
01 July 2024 11:00

Pekerja di pabrik pengecoran tembaga./Bloomberg-Oliver Bunic
Pekerja di pabrik pengecoran tembaga./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta Analis komoditas sekaligus Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memproyeksikan harga tembaga bakal stabil bertengger di level US$9.300/ton hingga akhir 2024, atau berada di bawah rekor US$11.000/ton pada Mei.

Sutopo mengatakan pelemahan harga tembaga terjadi akibat faktor pertumbuhan industri global yang melemah. Apalagi, laporan Purchasing Managers Index (PMI) sejauh ini menunjukkan prospek manufaktur yang buruk di negara-negara besar, yang diperburuk dengan melambatnya permintaan industri di konsumen utama China.

“[Selain itu,] penguatan dolar, didorong oleh sinyal hawkish dari Federal Reserves [The Fed], memberikan tekanan pada harga tembaga dan logam lainnya. Penguatan dolar membuat harga komoditas dalam greenback menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya,” ujar Sutopo saat dihubungi, Senin (1/7/2024). 

Pergerakan harga tembaga (Dok: Bloomberg)

Namun, Sutopo memproyeksikan tembaga bakal meningkat 5% menjadi US$9.765/ton pada 2025 karena asumsi peningkatan manufaktur dan energi terbarukan serta kebangkitan properti China.

Menyitir laman London Metal Exchange pagi ini, Senin (1/7/2024), harga tembaga menguat 0,88% menjadi US$9.599/ton pada penutupan perdagangan Jumat (28/6/2024).