Logo Bloomberg Technoz

Debby Wu - Bloomberg News

 

Bloomberg, Foxconn atau Hon Hai Precision Industry Co., yang dikenal dunia sebagai produsen iPhone milik Apple terbesar dunia, mencatat kenaikan pendapatan hanya 3,9% pada kuartal I tahun ini. Realisasi kinerja keuangan ini meningkatkan kekhawatiran akan resesi.

Dilaporkan Bloomberg News, pertumbuhan pendapatan single digit menjadi bukti terjadi perlambatan atas permintaan iPhone dan juga barang elektronik lain hasil produksi Foxconn.

Nilai pendapatan Hon Hai Precision Industry tercatat 1,46 triliun dolar Taiwan (NT$) atau US$ 48 miliar, setara Rp 720 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Raihan kuartal I secara historik memang jadi yang terlemah.

Angka tersebut bahkan lebih rendah dari kuartal sebelumnya, saat pandemi Covid masih melanda hingga menyulut gelombang protes di fasilitas utama Foxconn, di Zhengzhou, China Tengah. Protes kala itu menyebabkan produksi iPhone terganggu dalam beberapa pekan. Hon Hai Precision Industry pun baru dapat beroperasi secara normal, Januari 2023.

Para analis pun sudah memperkirakan pendapatan Hon Hai Precision Industry berkisar hanya 1,45 triliun dolar Taiwan, pada triwulan pertama 2023. Perusahaan juga telah menyatakan akan terjadi penurunan bisnis pada kuartal selanjutnya secara tahunan dan kuartalan.

Investor masih berhitung soal popularitas iPhone dan perangkat mobile devices lain di mata dunia saat ini. Smartphone Xiaomi Corp. pun mengalami penurunan pengiriman sebanyak 26% pada kuartal akhir tahun lalu. Hal ini menjadi dampak dari keputusan konsumen yang menunda belanja barang, termasuk perangkat handphone karena inflasi tinggi.

Hon Hai Precision Industry, yang juga memproduksi iPad milik Apple, juga banyak merek elektronik ternama lain, sedang melakukan review atas rantai pasok perusahaan. Selama ini pusat segala hal ada di China.

Terdapat rencana untuk membangun pabrik baru di India. Bahkan Hon Hai Precision Industry telah menyatakan siap berinvestasi US$ 700 juta dalam pembangunan pabrik di Asia Barat tersebut. Tujuan pembangunan baru di luar China untuk meningkatkan produksi, juga mengantisipasi banyaknya produsen lain yang hengkang dari Cina efek ketegangan politik Beijing dengan Washington.

(bbn)

No more pages