Politikus Demokrat itu menyinggung wacana pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia menjadi hub-regional big data di Asia dan Pasifik. Hilangnya data negara, Dede menilai Indonesia belum siap dengan big data.
“Ketika pemerintah belum siap untuk melakukan keamanan data, maka rasanya belum siap juga kita untuk melakukan Big Data,” ujar Dede.
Dede mengatakan peristiwa pembobolan data harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah. Dia menyebut melakukan backup data dan keamanan data sangat penting menuju digitalisasi. Selain itu, Dede juga menyesali Kemendikbudristek yang tidak melakukan backup data. Pasalnya, data-data tersebut melibatkan data jutaan siswa Indonesia.
“Begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia,” jelas dia,
Informasi Kemendikbudristek kehilangan data calon mahasiswa pendaftar KIP-K itu diungkap olehs salah satu netizen di Platform X.
“Bobolnya PDN membuat data 800 ribu calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) ikut raib dan tak bisa balik, karena celakanya tak ada back up,” kata akun tersebut dikutip Jumat (28/6/2024).
Akun itu mengungkapkan pemerintah telah memilih penerima KIP-K dari 800 ribu calon mahasiswa yang mendaftar. Rencananya, Kemendikbudristek akan mengumumkan daftar penerima pada 1 Juli 2024.
“Gara-gara PDN diretas dan semua data pendaftar KIPK raib, pengumuman itu ditunda entah sampai kapan. Padahal masa perkuliahan baru akan segera dimulai,” tulis akun itu.
(red/ain)