Logo Bloomberg Technoz

Eramet Kukuh Hengkang dari Proyek Sonic Bay, Ogah Cari Mitra Lain

Dovana Hasiana
01 July 2024 09:50

Mesin reclaimer roda ember menggali tanah di pabrik feronikel Eramet SA di Noumea, Kaledonia Baru./Bloomberg- Madelene Pearson
Mesin reclaimer roda ember menggali tanah di pabrik feronikel Eramet SA di Noumea, Kaledonia Baru./Bloomberg- Madelene Pearson

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour menegaskan Eramet SA dan BASF SE sudah mantap memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi pada proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara; kendati pemerintah mengatakan proyek tersebut hanya 'ditunda sementara'.

Bruno menggarisbawahi Eramet tidak bakal menggandeng mitra baru untuk menggarap proyek Sonic Bay yang merupakan pembangunan pabrik pemurnian atau smelter nikel/kobalt berbasis high pressure acid leach (HPAL) itu. Hal ini terjadi karena Sonic bay mengacu pada proyek yang digarap oleh BASF dan Eramet.

“Tidak ada kemungkinan untuk Eramet mengerjakan proyek ini dengan mitra lainnya karena Sonic Bay adalah proyek yang kami kerjakan dengan BASF,” ujar Bruno dalam pernyataan tertulis ke Bloomberg Technoz, dikutip Senin (1/7/2024).

Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston

Meski demikian, Eramet tetap percaya bahwa Indonesia siap dalam memainkan peran penting pada masa depan pasar nikel global secara keseluruhan dan industri baterai kendaraan listrik.

Sementara itu, Eramet tetap fokus untuk mengoptimalkan potensi sumber daya tambang Weda Bay secara berkelanjutan untuk memasok bijih ke smelter nikel lokal.