Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (1/7/2024), dibuka menguat. Pada pukul 9.10, indeks mencatat kenaikan 54,34 poin atau setara dengan 0,77% ke level 7.117.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,6 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,65 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 88.235 kali.

Sebanyak 254 saham menguat, dan 150 saham melemah. Sementara, 184 saham tidak bergerak.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global dan regional. Indikator favorit, inflasi inti Amerika Serikat yang lebih disukai Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berhasil melambat pada Mei. Makin memperkuat alasan bagi Bank Sentral untuk mulai memangkas suku bunga jelang tutup tahun ini.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti (PCE), yang tidak memasukkan makanan dan energi yang fluktuatif, hanya melaju dengan kenaikan 0,1% dari bulan sebelumnya.

Ini menandai kenaikan terkecil dalam enam bulan. Jika tidak dibulatkan, kenaikannya hanya terjadi 0,08%, sekaligus menjadi yang terkecil sejak November 2020.

Dibandingkan dengan tahun lalu, inflasi hanya menguat 2,6%, terkecil sejak awal 2021, menurut data Biro Analisis Ekonomi (Bureau of Economic Analysis/BEA) yang dirilis pada Jumat.

Inflasi AS. (Sumber: Bloomberg)

Kabar terbaru ini membawa rasa gembira bagi para pejabat tinggi The Fed yang ingin memulai pemangkasan suku bunga acuan dalam beberapa bulan di pertemuan mendatang, meskipun para pembuat kebijakan kemungkinan ingin melihat laporan tambahan seperti ini terlebih dahulu. Mereka baru-baru ini membuat proyeksi ulang untuk penurunan suku bunga tahun ini setelah data inflasi di kuartal pertama lebih rendah dari perkiraan.

"Deflasi harga barang dan pelemahan yang mulai kita lihat setidaknya memberi jalan menuju kemungkinan penurunan suku bunga di bulan September," kata Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk.

Senada, Gubernur Federal Reserve Bank of San Francisco, Mary Daly, mengatakan data inflasi yang dirilis Jumat menunjukkan kebijakan moneter berjalan efektif.

"Dampak kebijakan moneter terlihat di berbagai aspek ekonomi," kata Daly di CNBC. "Kita melihat pertumbuhan melambat, pengeluaran melambat, pasar tenaga kerja melambat, inflasi melandai– begitulah cara kebijakan bekerja."

"Namun, jika inflasi turun seperti yang terjadi pada akhir tahun lalu dan pasar tenaga kerja tetap utuh atau goyah, kita sebenarnya dapat menyesuaikan kebijakan untuk menanggapinya," katanya.

(fad/ain)

No more pages