Selain pusat transit, kawasan ini memiliki potensi menjadi sarana pendukung perekonomian bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau pelaku bisnis lainnya. Harapannya, kawasan TOD juga bisa menjadi lapangan kerja baru di kawasan Jakarta.
“Pemerintah DKI Jakarta mendukung pengembangan dan perluasan jaringan agar meningkatkan nilai ekonomi baik masyarakat maupun kawasan tersebut,” ujar dia.
Sebagai catatan, kerja sama Jasa Marga dengan MRT Jakarta ini merupakan proyek kedua dari TCD Tol Jakarta—Bogor—Ciawi (Jagorawi). Apabila terealisasi, proyek ini akan berwujud koridor transportasi publik yang terintegrasi antara jalan tol, transportasi umum dan fasilitas pendukungnya.
Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur menjelaskan, travoy hub merupakan transportation hub dan public hub yang terintegrasi dalam satu kawasan, untuk menciptakan interkoneksi antarmoda transportasi yang lebih efektif dan efisien. Kerja sama ini juga sejalan dengan misi mengurangi kemacetan dan emisi karbon, melalui penataan jaringan transportasi publik yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan MRT Jakarta, terutama dalam mengintegrasikan infrastruktur dan menjajaki potensi pengembangan bisnis TOD di sepanjang jalur MRT atau di sekitar jalan tol,” kata dia.
Subakti mengatakan, pembangunan travoy hub akan dilakukan oleh anak usaha Jasa Marga yaitu PT Jasamarga Related Business. Travoy hub akan memiliki area komersial, perkantoran, ruang terbuka hijau, dan ruang publik; yang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pembangunan proyek travoy hub akan berlangsung dalam dua tahap. Tahap satu, hingga awal April 2023 progresnya mencapai 97%, yaitu pembangunan area inti berupa Plaza Transit yang akan mendukung aktivitas masyarakat di sepanjang moda transportasi LRT Taman Mini.
Tahap dua adalah pembangunan area pendukung berupa area komersial dengan konsep terbuka serta prasarana umum, termasuk rumah sakit dan ruang terbuka hijau.
(rez/frg)