Logo Bloomberg Technoz

Lampu Kuning, Ekspansi Manufaktur RI Terendah Sejak Mei 2023

Hidayat Setiaji
01 July 2024 07:53

Pekerja di pabrik tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Solo, Jawa Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian
Pekerja di pabrik tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Solo, Jawa Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aktivitas manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi. Namun, laju ekspansinya melambat.

Pada Senin (1/7/2024), S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di 50,7 pada Juni. PMI di atas 50 menggambarkan aktivitas yang berada di area ekspansi, bukan kontraksi. PMI manufaktur Tanah Air sudah berada di zona ekspansi selama 34 bulan beruntun.

Akan tetapi, PMI manufaktur jauh melambat ketimbang Mei yang sebesar 52,1. Skor 50,7 juga menjadi yang terendah sejak Mei tahun lalu.

“Penurunan PMI disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan output dan permintaan. Produksi tumbuh dalam laju terlemah sejak Mei 2023, sementara pemesanan baru tumbuh di posisi terlemah dalam 13 bulan terakhir. Permintaan ekspor yang masih lemah lagi-lagi menjadi beban,” sebut keterangan tertulis S&P Global.

Hilangnya momentum produksi dan pemesanan membuat permintaan bahan baku ikut menurun. Pemesanan bahan baku memang masih tumbuh, tetapi terendah sejak November 2022.