Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Proyeksi Inflasi Juni Melandai (yoy), Ini Penyebabnya

Azura Yumna Ramadani Purnama
01 July 2024 07:52

Pedagang melayani pembeli cabai di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (25/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli cabai di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (25/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom memprediksi inflasi pada Juni 2024 akan melandai secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,65%-2,76% (yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,84% (yoy). Sementara secara bulanan, inflasi diperkirakan sebesar 0,06%-0,18% (month to month/mom), sedikit membaik dari bulan sebelumnya yang deflasi 0,03% (mom).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi Juni 2024 sebesar 0,06% (mom) dan 2,65% (yoy), menurutnya pendorong inflasi Juni diperkirakan berasal dari komponen inflasi inti.

Sementara kelompok harga diatur pemerintah diprediksi mengalami inflasi bulanan yang terkendali.Sedangkan inflasi harga bergejolak, diperkirakan mengalami deflasi secara bulanan.

“Inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mencatat deflasi bulanan karena penurunan harga pada sebagian besar komoditas pangan, kecuali cabai merah dan cabai rawit, di tengah membaiknya pasokan bahan pangan setelah panen raya di bulan April dan Mei,” kata Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (01/7/2024).

Lebih lanjut, Josua memprediksi inflasi inti bulanan akan meningkat tipis menjadi 0,18% (mom) dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,17% (mom). Ia menyebut, hal ini didorong oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan peningkatan imported inflation atau inflasi impor.