Logo Bloomberg Technoz

“Yang saat ini terjadi di Kongo dengan penyebabnya clade I A. Angka kematiannya lebih tinggi karena 4,6% ini yang secara resmi sudah dimuat dalam atau di publish di jurnal,” tambah Dicky. 

Bahkan, angka kematian tersebut bisa mencapai 10%. Padahal, 1% sudah dikategorikan cukup tinggi. 

Menurut Dicky,  Indonesia patut waspada terutama untuk kelompok rentan seperti pelaku seks bebas dan kelompok penyuka sesama jenis khususnya gay atau homo. 

Gejala yang dapat ditimbulkan dari wabah tersebut seperti kelelahan karena ada pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian demam, nyeri kepala, gejala infeksi saluran pernafasan, dan gangguan pada kulit berupa benjolan yang gatal dan berkembang sangat cepat. 

“Jadi ada benjolan yang berisi cairan yang ini akhirnya cepat melepuh dan ini infeksi sangat menular dan dengan cairan ini [berasal] dari luka. Inilah yang bisa menyebar menular cepat secara langsung kontak kulit ataupun pada alat yang dipakai oleh si pasien seperti handuk atau kusuk gigi,” jelas Dicky. 

Sebelumnya WHO menyatakan bahwa kasus mpox meningkat di Afrika. WHO  menekankan perlunya penyelidikan mendalam untuk menemukan penyebab kasus tersebut.

“Saat ini, mpox masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena situasinya terus berkembang,” ujar Rosamund Lewis, pimpinan teknis WHO untuk penyakit ini, dalam konferensi pers PBB di Jenewa.

Lewis menyebutkan bahwa lebih dari 3.100 kasus yang dikonfirmasi laboratorium telah dilaporkan secara global sejak awal tahun 2024, dengan sekitar 600 kasus yang dilaporkan ke WHO dari 26 negara pada bulan Mei saja.

 “Selain itu, kasus-kasus sedang meningkat di Afrika,” tambahnya, seraya menyebut bahwa Afrika kini menjadi wilayah dengan jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi, menggantikan Amerika.

Sejak April, Afrika Selatan telah melaporkan 13 kasus mpox yang dikonfirmasi akibat virus clade II b, dan dua kematian.

(mfd/spt)

No more pages