Logo Bloomberg Technoz

Chris Strohm dan Hannah Levitt - Bloomberg News

Bloomberg, Boeing Co sedang bernegosiasi dengan Departemen Kehakiman AS (Department of Justice/DOJ) untuk menyelesaikan kemungkinan dakwaan terkait dua kecelakaan fatal pesawat jetliner 737 Max.

Menurut sumber yang meminta untuk dirahasiakan identitasnya, kesepakatan tersebut dapat diumumkan paling cepat pekan depan, dan diperkirakan akan mencakup penunjukan pengawas perusahaan (corporate monitor) terhadap produsen pesawat terbesar kedua di dunia itu. Jaksa penuntut DOJ ingin mengajukan tuntutan terhadap Boing, tetapi belum jelas apakah perusahaan tersebut akan setuju mengaku bersalah.

Pembicaraan berpusat pada perjanjian penundaan penuntutan (deferred-prosecution agreement) tahun 2021 yang disepakati antara Boeing dan DOJ di masa-masa akhir pemerintahan Trump, setelah dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang. Beberapa keluarga korban mendesak pemerintah untuk mengajukan tuntutan pidana, yang dapat membantu mereka mengajukan gugatan terhadap perusahaan.

Penyelesaian kasus yang diajukan pemerintah ini akan menjadi langkah maju bagi Boeing dalam mengatasi kelalaian kualitas di pabrik-pabrik mereka dan pengawasan yang lebih ketat dari regulator, legislator, dan pelanggan. Jika kesepakatan tercapai, krisis ini masih jauh dari selesai. AS terus menyelidiki ledakan panel badan pesawat pada jet Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airlines pada Januari, dan dewan juri di Seattle dapat mengajukan dakwaan tambahan.

Juru bicara Boeing menolak berkomentar, begitu pula DOJ.

Pimpinan Boeing sedang dalam kekacauan sementara dewan direksi mencari CEO baru. Keuangan perusahaan juga menunjukkan tekanan dari perlambatan produksi setelah kecelakaan, karena mereka bekerja untuk meningkatkan kualitas dan melatih kembali pekerja di bawah pengawasan ketat Federal Aviation Administration (FAA). Perusahaan telah memperingatkan bahwa mereka akan menghabiskan sekitar US$8 miliar dalam bentuk tunai selama paruh pertama 2024.

Jaksa penuntut federal tampaknya bersikap lunak pada Boeing ketika mereka mengizinkan perusahaan untuk menghindari dakwaan karena menipu FAA atas perubahan yang dilakukan pada jet 737 Max, yang mengakibatkan dua kecelakaan tersebut.

Departemen tersebut mencapai perjanjian penundaan penuntutan dengan perusahaan yang mencakup denda US$243 juta, tetapi membebaskan para eksekutif senior Boeing dari tanggung jawab atas bencana tersebut, yang kedua terjadi setelah CEO Boeing saat itu meyakinkan publik bahwa pesawat mereka aman.

Sebagai bagian dari kesepakatan 2021, Boeing berjanji untuk meningkatkan kepatuhan internal dan struktur kontrol mereka. Namun, pemerintah tidak meminta pengawas eksternal.

Beberapa keluarga korban kecelakaan meminta DOJ awal bulan ini untuk mendenda Boeing hampir US$25 miliar, dengan mengatakan perusahaan tersebut melakukan "kejahatan korporasi paling mematikan dalam sejarah AS." Salah satu pengacara mereka menyarankan dalam surat kepada departemen bahwa US$14 miliar hingga US$22 miliar dapat ditangguhkan jika pembuat pesawat tersebut menggunakan dana itu untuk pengawas perusahaan independen dan peningkatan program keselamatan mereka.

Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan kepada keluarga dalam pertemuan pada bulan Mei bahwa baik eksekutif perusahaan saat ini maupun mantan eksekutif tidak mungkin dituntut, karena tenggat waktu lima tahun untuk mengajukan tuntutan pidana kemungkinan akan menghancurkan upaya penuntutan apa pun.

Keputusan departemen tersebut juga bisa dipengaruhi oleh upaya mereka sebelumnya untuk mengajukan tuntutan. Jaksa penuntut menuduh pilot teknis, Mark Forkner, pada 2021 telah menyesatkan FAA atas materi dalam manual pilot. Namun, Forkner dibebaskan setelah persidangan singkat dengan juri.

(bbn)

No more pages