Berdasarkan riset yang sama, Ferry mengelaborasi bahwa pada kuartal II-2023 hingga akhir 2025, jumlah apartemen yang diperkirakan berhasil dirampungkan mencapai 11.535 unit.
“Pasar berpotensi mengalami perlambatan mendekati tahun pemilu karena ketidakpastian politik. Calon pembeli atau investor cenderung menunggu hingga situasi menjadi lebih stabil,” terangnya.
Dari sisi harga, apartemen di Jakarta diperkirakan naik 2%–3% per tahun hingga 2025, berbanding lurus dengan perkembangan proyek-proyek infrastruktur perkeretaapian –seperti MRT dan LRT– di Ibu Kota.
Ferry menyebut penjualan apartemen strata title pada kuartal I-2023 naik 75% secara tahunan, dan telah mencapai 35% dari total realisasi permintaan pada 2022.
“Sebanyak 55% penjualan berasal dari proyek eksisting. Harga apartemen di Jakarta juga relatif stabil sejak kuartal IV-2022, yaitu rata-rata Rp 35,4 juta per meter,” ujarnya.
Adapun, untuk serviced apartment, terdapat 1 proyek baru yang akan beroperasi tahun ini yaitu Ashta Residence Jakarta dengan total 137 unit. “Rerata tingkat hunian turun sedikit menjadi 58,5% akibat low season libur tahun baru dan Imlek, serta karena ada penambahan proyek baru,” tutur Ferry.
Terdapat 7 proyek dengan total 1.110 serviced apartment diproyeksikan beroperasi hingga akhir 2025, dengan mayoritas berlokasi di areal sentra bisnis terpadu atau central business district (CBD).
Rerata harga sewa apartemen di areal CCBD tercatat naik 10,6% pada kuartal I-2023 dari kuartal sebelumnya.
(wdh)
