Logo Bloomberg Technoz

Sebagian besar Bursa Saham Asia juga menapaki jalur penguatan. Pada pukul 16.30 WIB sore hari, Shanghai Composite (China), Nikkei 225 (Tokyo), Topix (Jepang), TW Weighted Index (Taiwan), KOSPI (Korea Selatan), PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), CSI 300 (China), SENSEX (India), dan Hang Seng (Hong Kong), yang berhasil menguat dan menghijau dengan masing-masing 0,73%, 0,61%, 0,57%, 0,55%, 0,49%, 0,33%, 0,32%, 0,25%, 0,22%, 0,05%, dan 0,02%.

Sementara itu, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), SETI (Thailand), dan Straits Times (Singapura), terpangkas masing-masing, 1,09%, 0,57%, dan 0,19%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan kenaikan terbaik nomor satu di Asia, dan ASEAN.

Bursa Saham Asia mendapati katalis positif dari yang terjadi di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street berhasil menetap dan menutup perdagangan di zona hijau.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berhasil menguat 0,09%. Menyusul S&P 500 dan Nasdaq Composite melesat masing-masing 0,09% dan 0,30%.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Jelang rilis data penting inflasi (Personal Consumption Expenditure/PCE) dan inflasi inti Amerika Serikat yang terbit di malam nanti, didahului oleh terbitnya data Ekonomi AS yang kurang baik memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data Ekonomi AS yang luas menggambarkan perlambatan pertumbuhan AS di sepanjang paruh pertama tahun ini. Data ini terkait dengan kebijakan suku bunga acuan yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama (Higher for Longer) dari Federal Reserve dan sengatan inflasi yang berkepanjangan.

US. Economic Bureau of Economic Analysis memaparkan, ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 1,4% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) pada Kuartal I-2024 dalam pembacaan ketiga atau final. Sekaligus menjadi yang terendah sejak Kuartal II-2022.

Pendapatan pribadi masyarakat juga hanya ada kenaikan 1,5% pada Kuartal I-2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya–sekaligus menjadi kenaikan tahunan terkecil sejak 2022.

Selain itu, permintaan tenaga kerja–sumber utama pertumbuhan pendapatan yang mendorong pengeluaran– juga sedang moderat. Klaim Pengangguran Berkelanjutan, proxy untuk jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, melonjak ke level tertinggi sejak 2021. Hal ini menggambarkan bahwa orang Amerika Serikat yang tidak bekerja, membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Data-data terbaru ini membuat asa pemangkasan suku bunga acuan kembali meningkat.

Mengutip CME FedWatch Tools pagi ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September menanjak ke angka keyakinan 58,7% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 56%.

Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat Desember. Peluangnya bertambah menjadi 43,7% juga lebih tinggi dari sebelumnya di angka 42%.

Kemudian nanti malam, AS akan mengumumkan angka inflasi yang digambarkan oleh PCE, yang menjadi indeks favorit The Fed dalam merumuskan kebijakan moneternya.

Konsensus sejauh ini memperkirakan, inflasi inti PCE pada Mei akan melandai ke 0,1% dari bulan sebelumnya 0,2% dan juga secara tahunan di 2,6% dari 2,8%.

Sedangkan inflasi umum PCE diramal di angka 2,6% tahunan dibandingkan dengan bulan April 2,7%, sedangkan daripada itu, secara bulanan diprediksi 0,0% dibanding April 0,3%.

(fad/ain)

No more pages