Logo Bloomberg Technoz

Di sisi tahun ini, gonjang-ganjing sepertinya belum akan mereda. Terkecuali data inflasi PCE Amerika yang diumumkan nanti malam memperkuat skenario penurunan bunga acuan Federal Reserve sebanyak dua kali tahun ini, volatilitas pasar sepertinya masih akan tajam dan cenderung bearish.

Berikut ini kinerja aset investasi selama semester 1-2024 yang perlu dicermati:

Saham

Return IHSG tergerus 0,3% sepanjang tahun ini. Capaian itu menjadi yang terburuk bila dibanding indeks saham negeri jiran. IHSG hanya lebih baik dari indeks saham Thailand yang ambles 8% sepanjang tahun ini.

Nyaris semua sektor saham terperosok di mana di mana sektor teknologi menjadi yang terburuk kinerjanya dengan penurunan return hingga 28,17%, mengacu data Bloomberg. Sektor transportasi dan logistik juga anjlok 20,8%, disusul oleh saham-saham sektor properti dan real estate yang amblas 16,57%.

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sementara itu, sektor yang masih berjaya pada semester 1-2024 adalah saham-saham sektor energi yang mencetak return positif 14,14%. Disusul oleh saham sektor healthcare yang masih tumbuh 6,2% dan sektor material dasar 3,55%. 

Saham-saham bluechip dan berkapitalisasi besar, banyak yang terseret jatuh. Di antara yang paling fenomenal adalah kejatuhan harga BBRI. Saham yang termasuk favorit di sektor perbankan itu telah anjlok return-nya hingga 15% sejauh ini kala harganya anjlok melebihi 19%. Kinerjanya lebih buruk dibanding IHSG dan indeks sektoralnya.

Surat Berharga Negara (SBN)

Harga obligasi negara sepanjang semester 1-2024 juga bergejolak, sebagian karena minat asing yang susut karena ketidakpastian terkait Pemilu Februari lalu berlanjut dengan kekhawatiran menyoal kebijakan fiskal pemerintahan baru kelak.

Pemodal asing telah membukukan posisi jual bersih sebesar Rp42,1 triliun di pasar SBN sepanjang tahun ini hingga data setelmen 20 Juni lalu.

Mengacu indeks IDMA (InterDealer Market Association) yang mengukur pergerakan harga obligasi pemerintah, sepanjang tahun ini kinerjanya tercatat turun 4,63% di mana per 27 Juni lalu harganya ada di 97,3. 

Adapun bila mengacu pada INDOBEX-Govt, return masih tercatat positif 1,23%. Untuk INDOBEX-Corp (obligasi korporasi), membukukan return lebih tinggi sebesar 2,97% year-to-date. Sebagai catatan, indeks ini dikeluarkan oleh Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA/PHEI).

Reksa dana

Kinerja kontrak investasi kolektif yang kondang disebut reksa dana alias mutual fund ini, semakin buruk pada tahun 2024. Sebagian besar kejatuhan kinerja reksa dana adalah akibat keterpurukan harga aset-aset yang menjadi underlying seperti saham dan obligasi, baik surat utang negara maupun korporasi.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terakhir yang dirilis yakni sampai akhir Mei, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana secara keseluruhan sudah anjlok hampir 4%.

Ilustrasi investasi pada reksa dana saham. (Dok Bloomberg)

Persentase itu setara dengan penurunan Rp19,2 triliun dibanding akhir 2023. Posisi NAB pada akhir bulan lalu sebesar Rp485,77 triliun. Bahkan NAB reksa dana sempat terpuruk lebih dalam ke posisi Rp483,26 pada akhir April ketika turbulensi pasar berlangsung menjatuhkan rupiah, harga saham juga obligasi.

Mengacu pada jenis reksa dana, tercatat sejauh ini reksa dana saham yang membukukan kinerja terburuk. NAB reksa dana saham turun -11,45%. Reksa dana pasar uang juga tergerus NAB-nya sebesar -3,63%. Kemudian, NAB reksa dana campuran membukukan NAB positif +0,82%. Reksa dana pendapatan tetap juga masih positif dengan kenaikan NAB +0,47%.

Keterpurukan kinerja reksa dana saham hanya lebih baik dibandingkan capaian kinerja produk reksa dana pasif yaitu reksa dana indeks ataupun ETF (Exchange Trade Fund). NAB reksa dana indeks sepanjang enam bulan ini tergerus hingga -18,24%. Sedangkan NAB produk ETF tercatat turun -13,50%.

Deposito Bank

Bunga acuan yang cukup tinggi di 6,25% telah membuat tingkat bunga simpanan bank menjadi lebih menarik, dibandingkan reksa dana saham, misalnya.

Catatan Bank Indonesia terakhir, tingkat bunga deposito di bank untuk tenor 1 bulan per akhir Mei adalah 4,61%, naik dibanding bulan sebelumnya. Namun, tingkat bunga deposito bank pada Mei tersebut masih lebih rendah dibanding posisi Desember 2023 sebesar 4,69%. 

neobank. (Dok. Bank Neo Commerce)

Beberapa bank tercatat mulai mengerek simpanan untuk penempatan dana di bawah Rp2 miliar. Bank swasta terbesar, sebagai contoh, menaikkan tingkat bunga deposito 1, 3 dan 6 bulan. Untuk tenor 1 bulan, bunga deposito naik 50 bps menjadi 3%, lalu tenor 3 bulan naik jadi 3,25%. Sedang untuk simpanan di atas Rp2 miliar, BCA memberikan bunga 3,25% untuk tenor 1 bulan.

Sementara itu perbankan digital jauh lebih agresif memberikan tawaran bunga simpanan. Produk simpanan seperti yang ditawarkan oleh Neobank, misalnya, memberikan bunga hingga 8% per tahun untuk deposito 12 bulan. Ada juga tawaran dari Krom Bank yang bahkan memberi bunga sampai mulai 7% sampai 8,75% untuk simpanan bertenor 14 hari sampai 12 bulan.

Sebagai catatan, tingkat bunga penjaminan LPS saat ini masih ditetapkan di 4,25% untuk bank umum dan 6,75% untuk bank rakyat. Oya, simpanan di bank dikenakan pajak bunga sebesar 20%.

Dolar AS

Investasi di valas memberikan keuntungan yang menarik tahun ini sejurus dengan kinerja dolar AS yang terus menanjak tinggi.

Sebagai gambaran, kinerja dolar AS sepanjang enam bulan ini sudah naik nilainya 6,08%. Akhir tahun lalu, harga dolar AS masih sebesar Rp15.397/US$. Hari ini, harga dolar AS di pasar spot ada di kisaran Rp16.379/US$.

Namun, bagi para pemegang valas, potensi return diukur dengan kurs beli di perbankan yang berlaku. Kurs beli berarti, harga dolar AS yang menjadi patokan ketika Anda sebagai pemegang valas hendak menjual dolar AS ke bank.

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kurs beli dolar bank bervariasi tapi umumnya lebih rendah dibanding kurs dolar spot. Sebagai contoh, bila Anda menjual dolar AS ke BCA memakai counter rate, misalnya, potensi keuntungan yang dikantongi adalah sebesar 5,63% mengingat kurs beli valas bank tersebut dipatok di Rp16.265/US$ hari ini. Sementara bila Anda membeli dolar AS di BCA hari ini, harganya dibanderol lebih mahal yakni sebesar Rp16.565/US$.

Dengan kata lain, bila ingin mendapat cuan lebih besar dari penjualan valas, Anda perlu mencari bank atau money changer yang memberi kurs beli lebih tinggi. Biasanya bank-bank yang memiliki likuiditas dolar AS tidak terlalu melimpah, memasang kurs beli agak tinggi. Sebaliknya, bank dengan likuiditas valas besar, kurs beli-nya umumnya lebih rendah.

Emas

Emas adalah salah satu aset investasi tanpa imbal hasil yang cukup mentereng tahun ini. Prospek penurunan bunga acuan Federal Reserve tahun ini membuat pamor emas melejit.

Kenaikan harga emas dunia selama tahun ini sudah mencapai 13% year-to-date. Sedangkan harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk yang biasa menjadi rujukan harga emas di pasar domestik, bahkan sudah naik 20,4% dibanding harga akhir tahun lalu. 

Karyawan menunjukkan emas imitasi di salah satu butik emas Antam di Jakarta, Jumat (2/2/2022). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Namun, mengukur tingkat keuntungan investasi emas tidak bisa melihat harga jual emas. Investor yang ingin tahu seberapa besar potensi return yang bisa ia kantongi, yang harus diperhatikan adalah harga beli kembali (buyback price). Harga buyback menjadi acuan bila seorang investor emas hendak menjual koleksi emasnya. Sedang harga jual emas Antam adalah harga acuan saat seseorang hendak membeli emas dari perusahaan tersebut.

Sebagai gambaran, melihat tingkat harga buyback emas Antam hari ini di Rp1.235.000 per gram, maka potensi return investasi emas bila seseorang membeli emas baru pada akhir tahun lalu, baru sebesar 9,3%. Pada akhir 2023 lalu, harga emas dijual seharga Rp1.130.000 per gram.

Alhasil, bisa dibilang, return investasi emas pada semester 1-2024 ini mencapai 9,3%, mengungguli return surat utang, saham, bahkan valas, apalagi reksa dana.

(rui/aji)

No more pages