Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: Rupiah Anjlok Bikin Defisit Anggaran Terjadi Lebih Awal

Azura Yumna Ramadani Purnama
28 June 2024 13:20

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor pendorong defisit anggaran berlangsung lebih cepat tahun ini, yakni pada Mei 2024. Padahal, tahun lalu defisit anggaran baru terjadi menjelang akhir tahun, tepatnya Oktober 2023.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan, pelemahan rupiah berkontribusi membuat anggaran belanja pemerintah melonjak. Menurut dia, pengaruh depresiasi rupiah terhadap belanja negara lebih besar dibanding terhadap penerimaan negara. 

“Adanya faktor pelemahan nilai tukar rupiah ini yang juga ikut menyumbang terhadap realisasi kenaikan belanja pada pos-pos tertentu dan bermuara terhadap mulai terjadinya defisit untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Mei,” ujar Yusuf kepada Bloomberg Technoz, Jumat (28/6/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa melonjaknya belanja pemerintah pada bulan Mei disebabkan eksekusi program Kementerian/Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (Pemda) sudah mulai bergulir.

Saat belanja melonjak, penerimaan negara justru menyusut yang menurutnya dipengaruhi oleh faktor normalisasi harga komoditas. Kondisi ini, Yusuf katakan berdampak signifikan terhadap penerimaan negara per Mei 2024.