Logo Bloomberg Technoz

Sikap NCKL Soal Peluang Gantikan BASF & Eramet di Sonic Bay

Sultan Ibnu Affan
28 June 2024 07:10

Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel (NCKL) mengatakan perusahaan saat ini masih fokus dalam berbagai proyek tambang nikelnya yang berada di Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. 

Hal tersebut diutarakan merespons apakah emiten pertambangan Harita Nickel (NCKL) berminat menggantikan megaproyek smelter nikel Sonic Bay, yang berlokasi di Teluk Weda, provinsi yang sama, usai ditinggal oleh BASF SE dan Eramet SA.

"Kami sebenarnya [masih] fokus tetap di Pulau Obi, karena semua fasilitas infrastruktur kami ada di sana," ujar Direktur Keuangan NCKL Suparsin Darmo Liwan di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Suparsin memperkirakan, hengkangnya hengkangnya dua perusahaan asing itu dalam proyek smelter hidrometalurgi tersebut lantaran besarnya nilai investasi yang tak seimbang dengan kapasitas produksi.

Proyek Sonic Bay ditaksir memiliki nilai US$2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun). Proyek itu nantinya akan memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik, dengan kapasitas produksi sebesar 67.000 ton nikel/tahun dan 7.500 ton kobalt/tahun.