Logo Bloomberg Technoz

Bea Keluar Naik Jadi Rp7,7 T, Meski Pajak Ekspor Sawit Anjlok 67%

Azura Yumna Ramadani Purnama
27 June 2024 16:58

Pohon kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli
Pohon kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah memperoleh penerimaan bea keluar Rp7,7 triliun hingga 31 Mei 2024, atau melonjak 49,6% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Namun, performa penerimaan bea keluar dari produk sawit justru anjlok 67,6% yoy.

“Untuk bea keluar Rp7,7 triliun ini 43,9% dari total target aturan ini atau naik 49,6%,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita, Kamis (27/6/2024).

Meskipun kinerja cemerlang, capaian bea keluar yang berasal dari produk sawit justru anjlok 67,6%. Penyebabnya, penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) dan penurunan volume ekspor produk sawit. 

Penurunan bea keluar produk sawit disebabkan menyusutnya rata-rata harga CPO 2024 sebesar 9,32% (yoy) dari US$907 per metrik ton (MT) menjadi US$823/MT. Hal itu, kata Sri Mulyani, disebabkan oleh moderasi harga komoditas global.

Sementara itu, volume ekspor sawit turun sebesar 9,68% (yoy) dari 15,61 juta ton menjadi 14,10 juta ton. Menurutnya, penurunan tersebut juga pengaruhi anjloknya bea keluar produk sawit.