Logo Bloomberg Technoz

Bunga SRBI Makin Mahal Picu Keketatan Likuiditas, NPL Naik

Ruisa Khoiriyah
28 June 2024 08:50

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Turbulensi global yang memicu volatilitas pasar keuangan domestik hingga menekan nilai tukar rupiah, berimbas pada situasi keketatan likuiditas yang meningkat.

Selain membatasi ruang pemerintah mencari pendanaan di pasar akibat mahalnya bunga, dampak keketatan likuiditas juga merambat ke perbankan yang kian terdesak mengerek bunga pinjaman kala rasio kredit bermasalah semakin meningkat.

Pergerakan bunga tinggi itu berlangsung bahkan ketika BI rate masih ditahan di 6,25% oleh Bank Indonesia. Bunga pasar domestik yang terus merangkak naik ketika BI rate tetap tak lain karena pada saat yang sama, BI terus mengerek bunga instrumen operasi moneter yaitu Sekuritas Rupiah (SRBI) yang kini menjadi andalan utama bank sentral menarik dana asing jangka pendek (hot money).

Pada lelang terakhir Rabu lalu 26 Juni, BI menaikkan bunga SRBI di semua tenor akibat minimnya minat pelaku pasar mengikut lelang. 

Permintaan imbal hasil para investor dalam lelang SRBI meningkat, menyentuh 7,7% untuk tenor 12 bulan. Untuk SRBI 6 bulan dan 9 bulan, masing-masing menyentuh 7,38% dan 7,50%.