Logo Bloomberg Technoz

Korut mungkin merasa perlu untuk menunjukkan keberhasilan uji coba setelah sebuah roket yang dimaksudkan untuk meluncurkan satelit meledak menjadi bola api tak lama setelah lepas landas pada akhir Mei.

Korut terkadang membuat klaim yang meragukan tentang keberhasilan uji coba senjata. Kim telah menetapkan tujuan untuk dapat menggunakan beberapa hulu ledak untuk mencapai beberapa target, membuatnya lebih sulit untuk dicegat dan kemungkinan besar setidaknya satu hulu ledak dapat mencapai target.

Teknologi ini dikenal sebagai MIRV, atau beberapa kendaraan masuk kembali yang ditargetkan secara independen, dan dikembangkan pada tahun 1960-an, menurut Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi.

"Pengembangan teknologi MIRV tidaklah mudah," demikian menurut lembar fakta tentang MIRV yang dikeluarkan oleh pusat tersebut. "Teknologi ini membutuhkan kombinasi rudal besar, hulu ledak kecil, pemandu yang akurat, dan mekanisme yang rumit untuk melepaskan hulu ledak secara berurutan selama penerbangan."

"Ini adalah teknologi yang jelas bagi mereka untuk dikembangkan jika mereka memiliki waktu dan sumber daya," kata George William Herbert, seorang profesor di Middlebury Institute of International Studies.

"Ini membuat setiap rudal yang mahal mampu mengirimkan lebih banyak hulu ledak dan berpotensi menjadi umpan untuk membantu hulu ledak melewati pertahanan."

Rusia telah memiliki teknologi ini selama beberapa dekade, dan uji coba yang dilakukan Korut minggu ini meningkatkan kekhawatiran bahwa memperdalam hubungan militer antara kedua negara dapat melibatkan transfer teknologi untuk membantu program MIRV Kim.

Minggu lalu, Presiden Vladimir Putin melakukan perjalanan pertamanya ke Korut dalam 24 tahun terakhir, dan mencapai kesepakatan dengan Kim untuk saling membantu jika diserang.

AS, Korsel, dan Jepang mengutuk pakta tersebut, menyebutnya sebagai keprihatinan besar dan ancaman bagi keamanan regional. AS dan mitranya menuduh Kim mengirim jutaan amunisi untuk membantu Putin dalam perang yang dilancarkannya di Ukraina sebagai imbalan atas bantuan yang menopang ekonomi dan teknologi Korut yang dapat memajukan militernya.

Pada tahun 2022, Korut mencoba menipu dunia tentang uji coba rudal balistik antarbenua baru yang gagal dalam penerbangan, dengan memalsukan sebuah video dan menggunakannya dalam upaya untuk menyatakan bahwa uji coba itu berhasil. Demikian ungkap para ahli militer dan persenjataan Korsel.

(bbn)

No more pages