Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada perdagangan saham kemarin, Rabu 26 Juni, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup hari di zona hijau dengan kenaikan 22,93 poin, atau 0,33% ke 6.905. Meski demikian, investor asing tetap melangsungkan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp260,77 miliar pada perdagangan saham di pasar reguler.
Hal tersebut ditengarai efek dari lembaga keuangan asing yang kembali menurunkan atau Downgrade prospek Bursa Saham RI. Usai Morgan Stanley, kini giliran HSBC Holdings Plc. yang melakukan langkah serupa.
Adapun investor asing mencatatkan net sell yang masif pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp95,39 miliar. Searah dengan tekanan jual, saham BBRI melemah 0,23% ke posisi Rp4.370/saham.

Berikut 10 saham dengan angka net sell tertinggi oleh investor asing selama perdagangan kemarin, Rabu (26/6/2024):
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp95,39 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp83,82 miliar
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp35,43 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp32,38 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp30,7 miliar
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp21,4 miliar
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp17,44 miliar
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp15,93 miliar
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp15,8 miliar
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp14,7 miliar
Sementara itu, investor asing mencatatkan net buy saham terbanyak pada PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencapai Rp38,39 miliar. Searah dengan aksi beli, saham AMMN berhasil melesat 5,29% ke posisi Rp11.450/saham.

Berikut 10 saham dengan angka net buy tertinggi yang paling jadi incaran oleh investor asing selama perdagangan Rabu (26/6/2024):
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp38,39 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII) Rp35,44 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp33,11 miliar
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Rp17,29 miliar
- PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) Rp14,69 miliar
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp13,93 miliar
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Rp9,83 miliar
- PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) Rp9,21 miliar
- PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) Rp7,5 miliar
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp7,34 miliar
Sentimen Aksi Jual Investor Asing
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, acuan dana investasi global, HSBC Holdings Plc., menurunkan rekomendasinya untuk saham-saham di Indonesia dari sebelumnya Overweight menjadi Neutral.
Ini menjadi langkah kesekian lembaga keuangan dan investasi global yang menilai saham-saham di Indonesia ‘Kurang Menarik’, setelah sebelumnya Morgan Stanley juga memangkas rekomendasinya.
Salah satu pertimbangannya, saham-saham di Indonesia diprediksi akan terpukul oleh depresiasi rupiah yang amat berat, ditambah lagi dengan tingkat suku bunga yang tinggi.
Pada saat yang bersamaan, ketidakpastian kebijakan muncul imbas dari transisi pemerintah yang ke depan akan dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Isu fiskal yang sempat menekan pasar beberapa waktu lalu, meski sudah dimoderasi oleh pernyataan komitmen kesinambungan fiskal oleh Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran pada Senin lalu, masih belum sepenuhnya tuntas.
Ambisi belanja yang begitu besar oleh pemerintahan baru kelak akan menuntut pembiayaan utang yang lebih besar, dan juga sudah mendapatkan peringatan oleh Anggota Dewan agar Pemerintah lebih memiliki prioritas.
Sebelumnya, Morgan Stanley juga menyampaikan hal yang senada, ada risiko berinvestasi di investasi saham–saham di Indonesia, akibat dua hal, kebijakan fiskal dan rupiah yang terus melemah terhadap mata uang acuan dolar AS.
Ahli strategi Morgan Stanley menjelaskan, “Kami melihat ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa pelemahan di pasar valas di tengah-tengah suku bunga AS yang masih tinggi dan prospek dollar AS yang menguat.”
Menurut tim strategi, termasuk Daniel Blake, memutuskan menurunkan peringkat ekuitas Indonesia menjadi Underweight dalam alokasi pasar Asia dan pasar negara berkembang, dalam catatan 10 Juni.
Janji-janji kampanye Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto - seperti proposal untuk penyediaan makan siang dan susu untuk siswa-dapat menimbulkan “Beban fiskal yang substansial”.
(fad)