Logo Bloomberg Technoz

Jokowi Usul Restrukturisasi Utang Mundur, Begini Kondisi Bank RI

Redaksi
27 June 2024 10:32

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 lalu, diperpanjang hingga 2025.

Menanggapi hal itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan kondisi industri perbankan Indonesia secara umum memang masih cukup baik saat ini, di mana pertumbuhan kredit sampai Mei 2024 masih mencatatkan pertumbuhan double digit, dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terbilang rendah.

"Namun, jika dilihat lebih rinci, kinerja perbankan lebih ditopang oleh korporasi besar dan konsumsi, sedangkan UMKM (usaha menengah, kecil, dan mikro) menjadi penahan kinerja sektor perbankan," ujar Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (27/6/2024).

Pada April 2024, kredit perbankan tumbuh menguat dari 12,40% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 13,09% yoy. Namun kredit UMKM tumbuh melambat dari 8,12% yoy menjadi 7,30%yoy.

Di sisi lain, NPL industri perbankan mengalami kenaikan dari 2,25% pada Maret 2024 menjadi 2,33% pada April 2024. Faktor utama naiknya NPL disebabkan melonjaknya NPL UMKM pasca-berakhirnya resktrukturisasi pada akhir Maret 2024, yakni dari 3,98% menjadi 4,26% pada April 2024.