Logo Bloomberg Technoz

Indeks yang mengukur kekuatan mata uang Asia jatuh ke level terendah sejak November 2022.

Sentimen pasar global yang menekan aset-aset di emerging market masih bersumber dari prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve (The Fed). Yield surat utang AS, US Treasury, merangkak naik lagi di semua tenor di mana UST-10Y naik 9 bps ke 4,337%.

"Ini semua tentang The Fed. Bunga tinggi lebih lama berarti menjaga suku bunga tetap tinggi, menarik dana global ke Amerika dan membuat dolar AS tetap kuat," kata Andrew Brenner, Head of  International Fixed Income di NatAlliance Securities LLC, dikutip dari Bloomberg.

Penjualan rumah baru di AS pada Mei tercatat anjlok akibat kenaikan harga dan bunga KPR yang masih tinggi. Penjualan rumah di negeri itu turun 11,3% ke angka terendah sejak November. Seharusnya data ini memberikan angin bagi ekspektasi penurunan bunga The Fed menilik gejala tekanan konsumsi di AS semakin kentara.

Akan tetapi, pasar sepertinya masih gamang karena pernyataan pejabat The Fed sebelumnya yang cenderung mengikis peluang penurunan karena mereka masih melihat ada risiko lonjakan inflasi ke depan.

Dominasi AS di pasar keuangan global semakin terlihat di mana tadi malam saat indeks dolar ditutup pada level tertinggi baru tahun ini dan menekan mata uang-mata uang dunia lainnya, saham di bursa di Wall Street sedang dalam perjalanan untuk mengakhiri kuartal yang kuat. Sementara itu, Kementerian Keuangan AS dengan mudah menemukan pembeli untuk surat utang senilai US$70 miliar yang dilelang.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin terkontraksi dengan cepat break support kuatnya.

Rupiah hari ini berpotensi terkoreksi menuju area Rp16.420-Rp16.440/US$. Trendline channel sebelumnya break dan tertembus yang menjadi support terkuat rupiah kini menjadi level resistance terdekat pada Rp16.400/US$.

Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan yang tinggi, ada trendline garis kuning pada level Rp16.450/US$ akan jadi support paling krusial, bersama Rp16.480/US$, sekaligus support psikologis rupiah.

(rui)

No more pages