Korea Utara terkadang membuat klaim kesuksesan uji coba senjata yang diragukan, tetapi Kim Jong Un telah menetapkan tujuan untuk bisa mengerahkan rudal berhulu ledak banyak agar bisa menyerang banyak sasaran. Hal ini menyulitkan upaya mencegat hulu ledak itu dan besar kemungkinan salah satu bisa mencapai sasaran.
Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi mengatakan teknologi ini dikenal dengan nama MIRV atau muatan peluru kendali balistik berisi beberapa hulu ledak, dan dikembangkan pada tahun 1960-an.
Rusia sudah memiliki teknologi ini selama beberapa dekade dan uji coba Korea Utara itu meningkatkan kekhawatiran hubungan erat kedua negara akan meliputi juga pengalihan teknologi untuk membantu program MIRV Kim Jong Un.
Presiden Putin untuk kali pertama dalam 24 tahun berkunjung ke Korea Utara minggu lalu dan mencapai kesepakatan dengan Kim untuk saling membantu jika mereka diserang.
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengecam kesepakatan itu dan menyebutnya sebagai satu keprihatinan mendalam dan ancaman terhadap keamanan regional.
Amerika Serikat dan mitranya menuduh Kim mengirim jutaan amunisi untuk membantu Putin menghadapi perang di Ukraina dengan imbalan bantuan untuk memperbaiki ekonomi Korea Utara serta teknologi yang akan membuat militer negara itu lebih canggih.
(bbn)