Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, kecelakaan kerja dilaporkan kembali terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Kamis (13/6/2024) pukul 22.00 WITA.

PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengatakan kecelakaan terbaru di tungku smelter feronikel ITSS bukan diakibatkan oleh ledakan, melainkan semburan uap panas.

Sementara itu, sebelumnya kecelakaan kerja yang pertama terjadi merupakan ledakan tungku smelter PT ITSS pada Minggu (24/12/2024). Setidaknya terdapat 21 orang jumlah korban meninggal dunia imbas insiden tersebut.

Sebagai gambaran, dominasi China dapat dilihat melalui kawasan industri nikel di Indonesia.

Kawasan industri nikel terintegrasi terbesar di Indonesia adalah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang belokasi di Sulawesi Tengah. IMIP merupakan perusahaan patungan antara Tsingshan Steel Holding asal China dan perusahaan lokal PT Bintang Delapan Mineral.

Pemegang saham IMIP didominasi oleh Shanghai Decent Investment Group dengan porsi 49,69%, PT Sulawesi Mining Investment (SMI) sebesar 25%, dan PT Bintang Delapan Investama sebesar 25,31%.

Menyitir data Auriga Nusantara, terdapat setidaknya 9 perusahaan lain juga yang juga berasal dari China di IMIP, baik yang mengoperasikan pabrik pengolahan atau smelter maupun pembuatan baja nirkarat dan juga bahan baku baterai EV.

Perusahaan itu a.l. PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS); Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS); Tsingshan Steel Indonesia (TSI); Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy (IRNC); PT Dexin Steel Indonesia (DSI); Hengjaya Nickel Industry (HNI); Ranger Nickel Industry (RNI); Huayue Nickel & Cobalt (HYNC); PT Gunbuster Nickel Industry; dan Qing Mei Bang New Energy Materials Indonesia (QMB).

Mirip dengan IMIP, kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) juga merupakan taman industrial terintegrasi berbasis komoditas nikel. Berlokasi di Maluku Utara, Weda Bay juga didominasi oleh  investor China.

Melalui PT Weda Bay Nickel, IWIP dioperasikan oleh Thingshan Group yang memiliki porsi 51,2% saham, Eramet (asal Prancis) 37,8%, dan sisanya di miliki oleh perusahaan pelat merah Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atam Antam dengan porsi 10%.

Selanjutnya, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) merupakan perusahaan asal China yang bergerak di bidang smelter nikel yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Adapun, Sonic Bay sendiri merupakan smelter nikel/kobalt berbasis high pressure acid leaching (HPAL) yang pada awalnya dirancang untuk memproses sebagian bijih dari tambang Weda Bay Nickel demi menghasilkan produk antara nikel dan kobalt.

Kapasitas pengolahannya mencapai sekitar 60.000 ton nikel dan 6.000 ton kobalt yang terkandung dalam endapan campuran hidroksida yang dikenal sebagai mixed hydroxide precipitates (MHP), yang digunakan sebagai bahan baku baterai electric vehicle (EV).

Proyek Sonic Bay direncanakan dengan nilai investasi US$2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun asumsi kurs saat ini) oleh BASF dan Eramet.

(dov/wdh)

No more pages