Logo Bloomberg Technoz

BASF-Eramet Cabut, Kans RI Dapat Investor Smelter Non-China Pupus

Dovana Hasiana
27 June 2024 08:30

Pabrik kimia BASF SE di Ludwigshafen, Jerman, Selasa, (25/4/2023). (Alex Kraus/Bloomberg)
Pabrik kimia BASF SE di Ludwigshafen, Jerman, Selasa, (25/4/2023). (Alex Kraus/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menilai hengkangnya 2 investor Eropa, BASF SE dan Eramet SA, dari proyek smelter nikel hidrometalurgi Sonic Bay di Teluk Weda, Maluku Utara sangat disayangkan.

Terlebih, saat ini smelter eksisting di Indonesia sebagian besar didominasi oleh investor China.

Menurut Bisman, secara umum terdapat perbedaan dari smelter Eropa dan China; seperti dari sisi nilai tambah, teknologi, dan keamanan.

“Eropa nilai tambah produknya lebih tinggi, teknologi yang digunakan sudah berlisensi, dan juga dari aspek keamanan [safety] jauh lebih bagus,” ujar Bisman kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (27/6/2024).

Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisman mengatakan, indikasi tersebut dapat dilihat melalui peristiwa ledakan dan kecelakaan kerja yang terjadi di smelter China.