Logo Bloomberg Technoz

Kejatuhan Yen Gegara Dolar AS, Bakal Seret Rupiah Makin Runyam

Tim Riset Bloomberg Technoz
27 June 2024 07:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah diperkirakan menghadapi tekanan besar dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Kamis (27/6/2024), tersudut kebangkitan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang tadi malam menyentuh 106 dan pagi ini melanjutkan keperkasaan di 106,05.

Kedigdayaan dolar AS telah menjatuhkan nilai yen ke level terlemah sejak 1986 silam dan mengingat posisi yen sebagai salah satu mata uang jangkar Asia, valuta di emerging market Asia hari ini kemungkinan besar bakal ikut terseret.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, won Korea Selatan dibuka ambles 0,2%, begitu juga baht Thailand yang juga tergerus. Yuan China juga terperosok baik di pasar domestik dan offshore ke level terburuk sejak November. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang Asia jatuh ke level terendah sejak November 2022.

Sinyal pelemahan rupiah hari ini terlihat di pasar offshore di mana kontrak forward rupiah 1 minggu dan 1 bulan ditutup melemah di Rp16.443/US$  di bursa New York dini hari tadi dan pagi ini melanjutkan pelemahan terbatas. Level itu lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.405/US$.

Sentimen pasar global yang menekan aset-aset di emerging market masih bersumber dari prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve (The Fed). Yield surat utang AS, US Treasury, merangkak naik lagi di semua tenor di mana UST-10Y naik 9 bps ke 4,337%.